Tanah Pinem, Dairi, 17/7 (LintasMedan) – Warga yang tinggal di beberapa dusun Kecamatan Tanah Pinem minta Bupati Dairi Jhonny Sitohang peduli terhadap kondisi ruas jalan di pedalaman wilayah itu yang hingga saat ini belum tersentuh pembangunan.
Keterangan yang dihimpun, Senin, warga yang tersebar pada beberapa dusun di Kecamatan Tanah Pinem umumnya selama puluhan tahun masih menghadapi persoalan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, listrik, dan sarana komunikasi yang masih sangat terbatas.
“Bapak Bupati (Dairi) selama hampir 10 tahun menjabat tidak pernah meninjau langsung maupun peduli dengan kondisi jalan yang amburadul di dusun kami,” ucap Rina Surbakti (30), warga Dusun Pamah, Kecamatan Tanah Pinem.
Padahal, kondisi infrastruktur jalan yang sangat tidak layak dilalui kendaraan di dusun tersebut sudah sering dikeluhkan warga setempat.
Ia menjelaskan, sebagaian besar ruas jalan yang menghubungkan sejumlah dusun ke ibukota Kecamatan Tanah Pinem belum beraspal dan pada saat turun hujan kondisinya berlumpur dan banyak kubangan, sehingga semakin sulit dilalui kendaraan bermotor roda empat maupun sepeda motor.
Bahkan, lanjut Rina, saat musim hujan jalan di dusun tersebut yang setiap harinya sebagai sarana transpotasi nyaris lumpuh total.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi jalan yang ada di daerah kami ini,” ucapnya seraya berharap kepada pemerintah agar di Dusun Pamah juga direalisasikan pembangunan jalan yang layak seperti daerah-daerah lain.
Dikatakannya, Pemkab Dairi seharusnya peduli terhadap pembangunan infrastruktur daerah pinggiran, sehingga pemerataan pembangunan dapat dirasakan semuanya.
Keluhanan hampir senada juga diungkapkan Dolat Surbakti (54), warga Dusun Juma Batu, Kecamatan Tanah Pinem.
Menurut dia, sebagaian besar jalan menuju Dusun Juma Batu hingga saat ini masih terdiri dari jalan tanah dan belum tersentuh pembangunan infrastruktur pemerintah daerah setempat, sehingga berimbas terhadap ekonomi penduduk setempat yang sebagian besar mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian.
“Akibat kondisi jalan yang sangat tidak layak itu, ongkos angkut hasil panen umumnya lebih mahal sehingga kebanyakan petani menjual hasil panen langsung kepada pedagang pengumpul dengan harga murah,” ujar dia.
Selain menghambat aktivitas perekonomian, lanjut Dolat, infrastruktur jalan yang buruk di desa itu kerap membuat aktivitas belajar mengajar terkendala dan menyulitkan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Kendaraan angkutan umum juga jarang masuk ke Dusun Juma Batu karena buruknya kondisi jalan, sehingga banyak anak SD terpaksa harus berjalan kaki hingga lima kilometer ketika hendak pergi dan pulang sekolah,” tambahnya. (LMC-03)