Medan, 20/12 (LintasMedan) – Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi menegaskan dugaan pengaturan skor di liga 3 Indonesia harus diusut hingga tuntas sampai ke akarnya.
“(Dugaan suap) Mulai dari liga I, Liga 2, Liga 3 semua diusut, karena itu memang wewenangnya PSSI,” katanya kepada pers seusai menghadiri rapat paripurna DPRD Sumut, di Medan, Kamis.
Edy Rahmayadi yang juga Gubernur Sumut menanggapi hal itu terkait dengan kasus pengaturan skor yang diduga terjadi di liga Tanah Air, sebagaimana diberitakan oleh beragam media baik media elektronik, cetak maupun media sosial.
PSSI, lanjutnya, akan menanggapi dan memproses semua laporan yang masuk sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bahkan, pihaknya siap memberikan tindakan tegas kepada siapa saja yang memang terbukti melakukan pengaturan skor.
“PSSI punya organisasi yang lengkap di situ. Kalau ada dugaan, saya pastikan bahwa organisasi yang di PSSI akan mencari itu,” ucap dia.
Ia menambahkan, PSSI berkomitmen serius menangani dugaan kasus pengaturan skor di liga Indonesia.
Oleh karena itu, kata Edy, PSSI mendukung semua hal yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menanggulangi tindak pidana tersebut kalau memang terbukti terjadi.
Laporan
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengemukakan, pihaknya akan menanggapi dan memproses semua laporan yang masuk sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kebijakan itu diambil demi mendorong terbukanya skandal pengaturan skor yang diduga terjadi di liga Indonesia dan menghindarkan sepak bola dari tindakan-tindakan non-olahraga yang merugikan.
“Kalau pihak-pihak tersebut enggan atu tidak mau datang memberikan keterangan, kami akan meminta pertolongan kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjutinya,” kata Joko.
Diakuinya, permintaan resmi PSSI untuk membongkar dugaan kasus pengaturan skor juga menyasar kepada puluhan akun media sosial.
PSSI mencatat ada 76 akun media sosial yang pernah mengunggah dan menyebarkan kabar tentang pengaturan skor. Para pemilik akun ini diimbau untuk datang ke PSSI dan memberikan keterangan.
Keterangan yang dirangkum lintasmedan.com, isu dugaan pengaturan skor memang terus bergulir sejak sebuah acara bincang-bincang bertajuk “Mata Najwa” di stasiun televisi swasta nasional yang tayang pada akhir November 2018 membongkar kasus tersebut disertai nama-nama terduga pelaku.
PSSI terseret ke dalam arus isu itu karena diduga ada anggotanya yang ikut “bermain”, salah satunya adalah anggota komite eksekutif PSSI periode 2016-2020 Hidayat.
Dalam sidang Komite Disiplin PSSI, Hidayat terbukti berupaya suap dengan menawarkan sejumlah uang kepada klub Liga 2 Madura FC.
Hidayat pun dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama tiga tahun dan wajib membayar denda sebesar Rp150 juta dan tidak diperkenankan memasuki stadion selama dua tahun. (LMC-03)