

Medan, 31/3 (LintasMedan) – Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Internasional Dewan Pers, Agus Sudibyo, mengemukakan, wartawan perlu memiliki keinginan kuat untuk melakukan verifikasi informasi yang akan diberitakan.
“Jangan hanya diberitakan apa adanya. Harus verifikasi,” katanya saat memberikan pemaparan dalam acara webinar bertema “Peran Media di Tengah Kontroversi Vaksin COVID-19 di Masyarakat” yang diselenggarakan Perum LKBN ANTARA pada Rabu (31/3).
Webinar yang juga menghadirkan pembicara Andreas Harsono selaku pendiri Yayasan Pantau tersebut diikuti oleh sejumlah wartawan media lokal di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
Bagi kalangan wartawan, menurut Agus, verifikasi untuk memastikan kebenaran informasi, wajib dan harus dilakukan, apalagi jika isu yang akan ditulis menjadi sebuah berita, memicu perdebatan di masyarakat.
Dikatakannya, keberadaan rubrik fact checker di beberapa media seperti Jaringan Antara Cegah Hoax (JACX) di Kantor Berita ANTARA merupakan upaya yang baik untuk mengklarifikasi informasi yang tidak benar.
“Terlepas dari efektivitasnya, itu (rubrik fact checker) adalah kewajiban moral kita untuk menyajikan informasi yang benar,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pers harus kritis terhadap pemerintah maupun kepada pihak lain sekaligus memberi masukan konstruktif demi kebijakan publik yang lebih baik.
“Kritik itu penting, karena kritik itu “energizer” bagi pemerintah untuk menangani lebih baik lagi,” tuturnya. (LMC-02)