Medan, 2/3 (LintasMedan) : Komisi E DPRD Sumatera Utara mendesak Gubernur Gatot Pujo Nugroho agar memiliki rasa kepedulian terhadap prestasi olahraga di provinsi ini, dengan mengalokasikan porsi anggaran yang lebih besar.
Pasalnya anggaran untuk pembinaan olahraga yang dialokasikan Pemprov Sumut ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumut sebagai induk organisasi olahraga di nilai sangat minim.
“KONI disebut-sebut hanya mendapat porsi sebesar Rp6 Miliar,padahal Badan Anggaran DPRD Sumut sudah menyetujui anggaran sebesar Rp21 M yang diajukan KONI Sumut,” cetus anggota Komisi E DPRD Sumut, Brilian Mokhtar saat rapat dengar pendapat (RDP) komisi itu dengan pengurus KONI dan Dispora Sumut, Senin.
Untuk itu, Komisi E menegaskan dalam waktu dekat segera menemui Gubernur Gatot Pujo Nugroho guna mempertanyakan dan memperjuangkan anggaran bagi peningkatan prestasi olahraga di daerah ini.
Hal itu menjadi salah satu kesimpulan RDP yang dihadiri Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut, Baharuddin Siagian, Sekretaris Dispora Sumut, Sakiruddin dan sejumlah staf lainnya.
Hadir juga Ketua Harian KONI Sumut, Jhon Ismadi Lubis, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Profesor Agung Sunarno.
Dewan menilai, Gatot Pujo Nugroho terkesan tidak punya niat meningkatkan prestasi olahraga di Sumut. Terbukti dengan gagalnya perjuangan Sumut menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020.
“Kita juga melihat tidak ada pengembangan sarana olahraga di Sumut dari tahun 1953 sampai sekarang. Gedung Serba Guna juga tidak jelas mau dijadikan apa,” kata Brilian lagi.
Politisi PDIP ini juga menyesalkan dicoretnya anggaran KONI Sumut sebesar Rp21 M yang telah diperjuangkan Banggar DPRD Sumut. “Ini akan kita pertanyakan dalam pertemuan nanti,” katanya.
Anggota Komisi E lain, Salomo TR Pardede yang juga Ketua Pengprov Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Sumut, memaparkan
selama ini untuk latihan atlet masih ditanggulangi pengurus masing-masing cabor dengan menggunakan dana pribadi.
“Tapi kan kondisi itu tidak mungkin dilakukan terus menerus,” ujarnya.
Salomo yang juga Politisi Partai Gerindra ini juga mengaku pesimis dengan rencana Sumut menjadi tuan rumah PON tahun 2024, karena sampai sekarang fasilitas olahraga yang ada masih minim dan lokasi gedung juga sangat berjauhan.
Sebelumnya, Ketua harian KONI Sumut John Ismadi Lubis mengungkapkan masih banyak cabang olahraga yang kesulitan membina atlet, karena keterbatasan dana dan belum punya gedung untuk latihan.
“Dibanding provinsi lain, atlet Sumut sangat miris kondisinya. Anggaran yang dibutuhkan bukan hanya untuk persiapan atlet menghadapi pra dan pelaksanaan PON, tapi juga dibutuhkan konsistensi anggaran pembinaan olahraga,” kata John Lubis.
Ironisnya, salah seorang anggota DPRD Sumut dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Syamsul Qodri Marpaung justru menilai anggaran KONI Sumut senilai Rp6 Miliar terlalu besar.
Dalam upaya menghemat anggaran pembinaan dia meminta KONI Sumut untuk lebih seksama memantau dan merekrut calon atlet dari daerah pedalaman yang memang fisiknya dinilai sudah cukup kuat.(LMC-02)