Medan, 1/2 (LintasMedan) – Kalangan anggota Komisi D DPRD Sumatera Utara mengaku prihatin buruknya kondisi pelayanan penumpang di Bandara Internasonal Kuala Namu (KNIA).
Untuk itu dewan akan memanggil sejumlah pengelola Bandara KNIA Selasa siang ini.
Pemanggilan untuk mempertanyakan persoalan pelayanan dan kinerja sejumlah pengelola di KNIA khususnya Angkasa Pura (AP) II, Otorita Bandara (Otban) II, hingga Avsec.
“Rapat dijadwalkan siang ini, guna mempertanyakan banyaknya persoalan di Bandara Kuala Namu. Kita ingin mengetahui konsep yang mereka jalankan dan terapkan saat ini dalam memberikan pelayanan kepada para konsumen atau penumpang penerbangan,”sebut Sekretaris Komisi D DPRD Sumut, HM Nezar Djoeli didampingi sejumlah anggota diantaranya Leonard Samosir, Wagirin Arman, dan Darwin Lubis kepada wartawan di gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Senin.
Nezar menegaskan, pertemuan dengan sejumlah pengelola di KNIA tersebut juga bertujuan untuk menelusuri dan mengetahui apakah para pengelola tersebut menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melayani para penumpang.
“Saat Bandara Polonia dulu kita memperoleh bintang empat internasional, tapi sejak berganti di KNIA untuk dapat bintang lima nasional saja sepertinya sangat sulit. Untuk itu, kita akan mempertanyakan dan meminta pertanggungjawaban sejumlah pengelola di KNIA tersebut,”tegas politisi Partai NasDem ini.
Maka dari itu, lanjut Nezar, para pengelola di KNIA mulai kini kedepan sudah saatnya dalam menjalankan operasional dan kinerja menggunakan konsep mall.
“Kita berharap pengelolaan di Bandara KNIA dikembalikan ke konsep awal yakni konsep mall, dimana dalam konsep mall ini security chek cukup dilakukan satu kali saja sehingga tidak merepotkan penumpang,”papar Nezar.
Menurut Nezar, perlunya pengelolaan Bandara KNIA menggunakan konsep mall agar kedepannya jangan ada lagi antrian panjang di bandara dalam melakukan chek in.” Sehingga persoalan yang selama ini sering terjadi dan mengakibatkan para konsumen atau penumpang kesal hingga melontarkan kalimat ancaman membawa bom, kedepannya tidak lagi terjadi,”sebutnya Nezar.(LMC-02)