
Haryati Sari (Foto:LintasMedan/Irma)

Medan, 16/6 (LintasMedan) – Gambar Ajie Karim banyak terpampang di sejumlah baleho di Kota Medan.
Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Partai Gerindra ini terkesan selalu mencitrakan dirinya sebagai sosok religius, namun siapa sangka ternyata berbanding terbalik dengan sikap keseharian dan kehidupan rumah tangganya yang kini diterpa badai.
Ajie Karim bahkan dinilai bukan suami dan ayah yang baik bagi istri dan tiga anaknya.
Setidaknya itu pengakuan, Haryati Sari,35, istri Ajie Karim.
“Saya berharap Ajie Karim insyaf dan berhentilah menjadi orang munafik. Untuk apa terus mencitrakan diri kalau rumah tanggapun tidak diurus,” kata Haryati, kepada LintasMedan, Selasa malam, di kediamannya Jalan Selambo Kecamatan Medan Amplas.
Wanita cantik berambut sebahu itu mengaku masih mengalami trauma berat akibat perlakuan kasar dan semena-mena suaminya.
Menurut Haryati tindak kekerasan berupa pukulan, tekanan dan hinaan dari Ajie Karim telah hampir 14 tahun dia alami, hingga prahara rumah tangga mereka terungkap ke publik.
Haryati melaporkan suaminya ke Polresta Medan dengan nomor STTLP/1412/VI/2015/SPKT RESTA MEDAN, Selasa (2/6) dengan tuduhan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak.
“Saya sudah tidak tahan. Saya ingin sehat dan tidak mau mati sia-sia,” kata Haryati didampingi orangtua dan kakak kandung serta iparnya.
Wajah cantik wanita berkulit putih ini terlihat pucat, air matanya berlinang. Haryati mengatakan dadanya terasa sesak jika terbayang pelakuan-perlakuan kasar Ajie Karim terhadapnya.
Dia dan dua anaknya bahkan diusir oleh Ajie Karim dan saudara-saudara suaminya, hingga mereka terpaksa menumpang di rumah keluarga Haryati.
Sementara anak sulung mereka ikut Ajie Karim dan hingga saat ini belum bisa ditemui.
“Kalau ingat kejadian-kejadian itu, sendi-sendi kaki jadi terasa kaku. Kata dokter saya mengalami trauma berat,” ucap Haryati yang kini sedang menjalani terapi psikologis ditangani dokter Eva dari Rumah Sakit Dr Pirngadi Medan.
Kini Haryati bertekad harus kuat dan tegar menyongsong masa depan bersama anak-anaknya meski tanpa tanggungjawab suami.
Meski sebagai ibu rumah tangga biasa,kata dia terbersit rasa khawatir dalam dirinya bagaimana bisa menopang kebutuhan ekonomi mereka kelak.
Apalagi menurut Haryati selama inipun Ajie Karim kerap mengabaikan kewajiban sebagai kepala rumah tangga, bahkan berbulan-bulan tidak memberi nafkah.
“Saya ingin dia sadar dan ingat dengan anak-anak,” harapnya.
Haryati mengatakan hanya menginginkan keadilan baik dari Ajie maupun institusi penegak hukum yang menangani kasus ini, serta dari lembaga politik tempat suaminya bernaung.
Sementara Ajie Karim yang sebelumnya sempat membantah sejumlah tuduhan istrinya itu kepada wartawan, namun belakangan anggota Komisi A DPRD Sumut ini mendadak sulit ditemui. Bahkan beberapa kali sidang paripurna di gedung DPRD Sumut Ajie Karim juga tidak terlihat hadir.(LMC-02)