Jakarta, 20/11 (LintasMedan) – Indonesia masih memiliki pinjaman luar negeri. Per Oktober 2015, utang luar negeri pemerintah Indonesia (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 725,64 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 787,87 triliun.
Secara bilateral, Jepang, Prancis, dan Jerman masih menjadi kreditur terbesar utang Indonesia. Sementara secara multilateral, Indonesia masih meminjam kepada Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan Bank Pembangunan Islam (IDB).
Berikut adalah pemberi pinjaman bilateral dan multirateral terbesar buat Indonesia, seperti dikutip dari data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Jumat.
6. Islamic Development Bank (IDB)
Per Oktober 2015, utang pemerintah Indonesia ke IDB mencapai Rp 8,47 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 9,24 triliun. Persentasenya adalah 1,1% dari total utang luar negeri Indonesia.
5. Jerman
Hingga Oktober 2015, utang pemerintah Indonesia ke Jerman mencapai Rp 20,6 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 22,7 triliun. Ini adalah 2,8% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
4. Prancis
Sampai Oktober 2015, utang Indonesia ke Prancis mencapai Rp 24,62 triliun. Turun dari bulan sebelumnya Rp 27,4 triliun. Jumlah tersebut adalah 3,4% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
3. Bank Pembangunan Asia (ADB)
Utang dari ADB per Oktober 2015 adalah Rp 108,59 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 118,02 triliun. Jumlah ini adalah 14,9% dari total utang luar negeri pemerintah pusat.
2. Jepang
Negeri Matahari Terbit digeser dari posisinya sebagai kreditur terbesar Indonesia. Per Oktober 2015, utang pemerintah Indonesia ke Jepang mencapai Rp 216,55 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 235,76 triliun.
Utang tersebut mencapai 29,8% dari total pinjaman.
1. Bank Dunia
Bank Dunia saat ini menjadi pemberi utang luar negeri terbesar ke pemerintah Indonesia. Jumlah utang Indonesia ke Bank Dunia per Oktober 2015 mencapai Rp 218,05 triliun. Jumlah ini turun dari bulan sebelumnya Rp 235,27 triliun.
Utang Indonesia ke Bank Dunia mencapai 30,04% dari total utang luar negeri pemerintah.(LMC/Dtc)