Medan, 28/8 (LintasMedan) – Sejumlah jemaah Gereja Katolik Stasi Santo Yosep berusaha menyelamatkan Pastor, saat pelaku bom bunuh diri menyerang dengan sebilau pisau dapur ke arah mimbar.
Kejadian itu berlangsung saat Pastor Albret S Pandingan akan berkotbah.
“Selamatkan Pastor.., selamatkan Pastor. Tiba-tiba saya dengar teriakan jemaah dan lengan kiri pastor berdarah akibat diserang pelaku dengan pisau. Namun pelaku cepat diamankan,” kata M boru Simanjuntak (Op Moses) ,65, saksi mata, usai kejadian yang menghebohkan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Minggu.
Sejumlah jemaah lainnya, kata warga Jalan Sei Silau ini lari berhamburan ke luar gereja, karena takut bom rakitan tersebut meledak.
Dia menceritakan, awalnya beberapa jemaah sedikit mencurigai seorang pria dengan menggunakan tas ransel yang berpura-pura menjadi salah seorang jemaah dan ikut beribadah.
Tangan pria itu terus-terusan merogoh-rogoh tas yang dibawanya tersebut yang ternyata digunakan untuk menyimpan bom rakitan.
Diduga pria itu ingin meledakkan bom tersebut, namun asap mengepul dari dalam tas pelaku hingga membuat suasana menjadi heboh.
Pelaku kemudian panik dan mencoba menyerang Pastor dengan pisau.
Beberapa jemaat gereja langsung menghubungi pihak kepolisian yang menurunkan tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut.
Selain mengamankan pelaku teror, pihak kepolisian juga melakukan sterilisasi di gereja tersebut melalui tim penjinak bahan peledak dari Satuan Brimob Polda Sumut.
Namun, hingga kini belum ada pejabat kepolisian yang memberikan keterangan mengenai peristiwa tersebut.
Sedangkan dari kartu identitas yang diperoleh dari saku pelaku tertera identitas dengan nama Irvan Ahmadi Hasugian, tempat tanggal lahir, Medan, 22 Oktober 1998 dan beralamat di Jalan Setia Budi Gang Sehati nomor 26 Kecamatan Medan Selayang.
Sedangkan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan NIM 127121221098001 itu tertera masa berlaku hingga seumur hidup. (LMC-02)