Medan, 24/2 (LintasMedan) – Ketersedian beras di Sumatera Utara untuk konsumsi mengalami penurunan akibat alih fungsi lahan yang terus terjadi.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut, Suyono, memaparkan target ketersediaan beras tahun 2015 sebesar 2.605.534 ton/tahun namun hanya terealisasi 2.048.773 ton/tahun akibat penurunan luas tanam.
“Syukurnya kebutuhan beras juga turun sekitar 1,71% dari target 1.849.030 kg perkapita pertahun terealisasi 1.843.194 kg perkapita pertahun. Ini didukung dengan program metode diversifikasi pangan yakni Manggadong dan one day no rice,” papar Suyono pada rapat kerja dengan Komisi B DPRD Sumut dan Dinas Pertanian Sumut, Rabu.
Menurut Suyono pihaknya melakukan Toko Tani Indonesia untuk menyerap harga beras dari petani. Meski saat ini masih memiliki 60 unit dari 30 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bisa mensuppor beras dari daerah ke Kota Medan.
“Selama ini beras yang diterima masih dari Langkat, Deli Serdang dan Binjai yang didistribusikan guna menstabilisasikan konsumsi beras di Kota Medan,” ungkapnya.
Sebelumnya Plt Kadis Pertanian Sumut, Aspan Sofian dalam paparannya mengungkapkan, kondisi luas baku lahan sawah dari tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan 0,68% yakni dari luas lahan sawah 464.827 hektar ditahun 2012 menurun 449.213 hektar ditahun 2014.
“Penurunan pada sawah irigasi dan non irigasi. Alih fungsi lahan pertanian di Sumut terus terjadi. Alih fungsi itu umumnya terjadi di lahan yang dekat perkotaan atau perkebunan,” katanya.
Kondisi alih fungsi lahan ini, lanjutnya, merupakan tantangan bagi Sumut dan pihaknya telah membuat beberapa program yang dijalankan sebagai solusi yakni perbaikan irigasi, peningkatan indeks pertanaman, dan memanfaatkan teknologi seperti jajar legowo dan haston.
“Kita juga terus menyosialisasikan Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan setelah disahkan September 2015,” katanya.(LMC-02)