Oleh Irma Yuni
Medan, 20/3 (LintasMedan) – Salah satu permasalahan yang sering terjadi di jalan tol adalah kemacetan kendaraan khususnya di gerbang tol, terlebih pada saat menjelang libur panjang seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Kemacetan tersebut disebabkan karena ketidakseimbangan antara jumlah gerbang toldengan volume kendaraan serta lamanya proses transaksi di gerbang tol, sehingga terjadi antrean panjang arus kendaraan yang berdampak terhadap waktu tempuh.
Sementara, waktu tempuh kendaraan di jalan tol sangat penting karena saat ini sekitar 90 persen volume barang di Indonesia diangkut dengan moda transportasi jalan.
Waktu tempuh yang lama, termasuk karena kemacetan atau keterbatasan kecepatan di jalan tol dan waktu mengantre di gardu tol, berdampak terhadap produktivitas armada yang rendah dan biaya logistik yang tinggi.
Bagi PT Jasa Marga Tbk. (Persero) sebagai operator jalan tol pertama di Indonesia, meningkatnya volume kendaraan di jalan tol juga berpotensi menimbulkan sejumlah permasalahan dan tantangan seperti kemacetan dan rentan meningkatkan angka kecelakaan di sejumlah ruas tol.
Tidak hanya itu, imbas dari kemacetan atau keterbatasan kecepatan di jalan tol dan waktu mengantre di gardu tol, BUMN ini akhirnya harus menambah biaya pengendalian operasional maupun pemeliharaan infrastruktur jalan tol yang dikelolanya.
Menyikapi permasalahan tersebut, Jasa Marga sebagai pemegang posisi “market leader” di industri jalan tol Indonesia, sejak beberapa tahun lalu terus berupaya mencari solusi untuk mengantisipasi kemacetan dan panjangnya antrean yang berpotensi mengganggu lalu lintas di jalur utama jalan tol .
Hal itu karena jalan tol dipandang sebagai jalur strategis untuk dilalui kendaraan, baik masyarakat maupun barang.
“Smart highway technology” atau teknologi jalan cerdas di tengah perkembangan masa depan dan transformasi digital infrastruktur transportasi modern dewasa ini, tampaknya menjadi salah satu pusat perhatian Jasa Marga untuk meminimalisir kemacetan atau antrean di sekitar area gardu tol.
Apalagi, arah pengembangan sistem pembayaran di gerbang tol secara bertahap mulai 2024 akan bergerak ke metode nontunai nirsentuh dan menggantikan sistem pembayaran dengan kartu pembayaran nontunai nirsentuh.
Melalui penerapan sistem pembayaran nontunai nirsentuh, pembayaran jalan tol akan tercatat langsung melalui satelit sehingga pengendara tidak perlu berhenti untuk tap kartudi gerbang tol.
Selain mengurangi kepadatan, pengelola jalan tol juga bisa memperoleh data real time jumlah kendaraan dan identifikasi pengendara di jalan tolnya.
Jasa Marga melalui Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) secara bertahap mulai mengoperasikan sistem pembayaran tol nontunai nirsentuh Single Lane Free Flow (SLFF) melalui aplikasi “Let It Flo”.
PT JMTO menginisiasi dan mengembangkan sistem transaksi SLFF di jalan tol yang diberinama “fast lane only” atau lebih populer disingkat Flo. Flo merupakan sistem pembayarantol prabayar berbasis Mobile Application dan Sticker.
Sistem SLFF ini bukanlah sesuatu yang baru. Negara di Asia seperti Taiwandan Malaysia sudah menerapkan sistem SLFF di jalan tol sejak beberapa tahun lalu.
Aplikasi ini adalah solusi pembayaran tol berbasis server dan teknologi teknologi RadioFrequency Identification (RFID).
Cara operasional Flo sangat sederhana. Saat sticker RFID yang terhubung melalui aplikasiLet It Flo terdeteksi saat masuk ke gerbang tol, saldo pada aplikasi secara otomatis akan dikurangkan.
Kendaraan yang dilengkapi dengan stiker RFID hanya perlu mengurangi kecepatannya hingga maksimal 20 kilometer per jam saat memasuki gerbang tol. Meskipun dalam kondisi hujan deras, sistem ini tetap mampu membaca stiker RFID.
Dengan cara kerja seperti ini, pengguna jalan tol tidak perlu lagi berhenti saat melakukan transaksi di gerbang tol.
Namun, aplikasi Let it Flo ini masih belum diterapkan secara menyeluruh di semuagerbang tol di Indonesia meskipun sudah dikembangkan oleh Jasa Marga sejak 2017.
Sampai saat ini, aplikasi pembayaran tol dengan Flo hanya dapat digunakan di sekitar 100 titik ruas jalan tol yang ada di wilayah Jabodetabek.
Gerbang Tol (GT) yang mengizinkan sistem pembayaran tanpa setop ini bisa dikenali dari logo Flo yang terletak di pintu masuknya. Di GT ini, sistem akan membaca dan mendeteksi RFID yang dipasang di lampu depan kendaraan.
Direktur Utama PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) Yoga Tri Anggoro mengungkapkan bahwa pada dasarnya Jasa Marga telah mengembangkan uji coba berbagai sistem pembayaran nontunai atau touchless transaction di jalan tol.
“Bahkan jauh sejak sebelum diberlakukannya 100 persen penggunaan uang elektronik di jalan tol pada tahun 2017,” ujar Yoga dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Pengembangan teknologi yang dikembangkan oleh anak perusahaan Jasa Marga tersebut, menurut dia, dilakukan untuk membaca kebutuhan pelanggan dan meningkatkanpelayanan operasional jalan tol, terutama kesulitan monitoring transaksi pembayaran tol, potensi kehilangan saldo maupun fisik uang elektronik, hingga keterbatasan dalam melakukan top up uang elektronik.
Inovasi
PT Jasa Marga hingga kini terus mengembangkan inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan untuk mendukung proses bisnis perusahaan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jalan dan pemangku kepentingan terkait.
Pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-46 Jasa Marga pada tanggal Maret 2024, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengaku bersyukur atas milestone dan proses transformasi yang telah dilalui Jasa Marga.
Selama ini, lanjut dia, Jasa Marga telah menjalankan peran sebagai “agent of development” sekaligus “value creator” di industri jalan tol Indonesia.
Diakuinya, Jasa Marga selama 46 tahun ini konsisten mengalami pertumbuhan danpeningkatan kinerja. Seluruh pencapaian itu dapat diraih dengan peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis melalui penataan organisasi.
Dalam hal ini, kata Subakti, dari 7.949 karyawan Jasa Marga, 62 persen di antaranya adalah generasi milenial dengan harapan dapat menjadi inisiator dalam melahirkan inovasi bagi kemajuan dan transformasi Jasa Marga.
Semangat dan komitmen seluruh roadster Jasa Marga tersebut diharapkan menjadi landasan untuk meneguhkan komitmen meningkatkan kelancaran, kenyamanan berkendara yang mulus dan dibarengi dengan kontribusi berkelanjutan untuk negeri. (Penulis adalah wartawan Lintasmedan.com)
Artikel ini turut disertakan dalam Lomba Karya Jurnalistik 2024