Kachin, 22/11 (LintasMedan) – Korban tewas akibat longsor di sebuah pertambangan batu giok di Myanmar Utara telah menewaskan sedikitnya 90 orang, demikian keterangan sejumlah saksi.
Sebagian besar korban tewas akibat tertimpa tumpukan bahan limbah setinggi 300 meter yang runtuh.
Mereka yang tewas adalah para pemulung yang tinggal di lokasi atau di dekat tempat pembuangan limbah di negara bagian Kachin, demikian laporan media Burma.
Selama ini, para pemulung itu mencari sisa-sisa potongan atau pecahan bebatuan dengan harapan dapat menemukan batu giok untuk kemudian dijual.
Longsor ini terjadi ketika sebagian besar pemulung masih tidur di dalam gubuknya.
Wilayah Kachin dikenal sebagai penghasil batu giok terbaik di dunia.
Adapun bencana tanah longsor di Hpakant, Kachin, terjadi pada Minggu dini hari.
Longsor ini terjadi ketika sebagian besar pemulung masih tidur di dalam gubuknya.
Terkendala cuaca buruk
Sebuah operasi penyelamatan berskala besar sedang berlangsung dengan melibatkan Palang Merah Myanmar, tentara, polisi dan kelompok masyarakat lokal.
Mereka mencoba melakukan penggalian di lokasi reruntuhan tambang, seperti dilaporkan media lokal New Light of Myanmar. Tetapi upaya ini terhambat cuaca buruk.
Belum diketahui secara jelas penyebab runtuhnya tumpukan limbah tersebut.
“Kami hanya melihat mayat-mayat dan tidak ada yang tahu berapa banyak orang yang tinggal di sana,” kata pejabat lokal, Nilar Myint kepada kantor berita AFP.
Dia mengatakan bahwa hanya satu orang yang berhasil diselamatkan dari puing-puing, tetapi kemudian meninggal dunia.
Belum diketahui secara jelas penyebab runtuhnya tumpukan limbah tersebut.
Hubungan komunikasi dengan ini negara bagian Kachin sangat sulit sehingga sulit untuk mengkonfirmasi bencana ini.
Warga setempat di daerah pertambangan menuduh kalangan industri pertambangan melakukan serangkaian pelanggaran, diantaranya minimnya fasilitas kesehatan dan keselamatan para pekerja.(LMC/BBC)