
akil Walikota Medan Akhyar Nasution dalam seminar bertema "Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Light Rail Transit di Kota Medan dan Mitigasinya", di Medan, Selasa.

Medan, 9/5 (LintasMedan) – Kereta api ringan atau “light rail transit” (LRT) yang merupakan jenis transportasi modern menjadi kebutuhan mendesak di Kota Medan, mengingat ibu kota Provinsi Sumut itu mulai dihadapkan pada persoalan kemacetan lalu lintas.
“Kalau bisa tahun 2020 proyek LRT ini sudah “running”. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, jika menunggu hingga tahun 2023, Kota Medan akan mengalami stagnasi lalu lintas pada tahun 2024,” kata Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution dalam seminar bertema “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Light Rail Transit di Kota Medan dan Mitigasinya”, di Medan, Selasa.
Dalam acara yang dihadiri kalangan akademisi, pimpinan asosiasi jasa transportasi dan perbankan itu, Wakil Walikota Medan, memaparkan, keberadaan LRT adalah kebutuhan mendesak dan bukan karena gagah-gagahan.
Karena itu, pihaknya berharap semua institusi yang terkait dengan pembangunan proyek pemerintah pusat tersebut harus berada dalam harmoni yang sama dan bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, namun saling terintegrasi antara satu dengan yang lainnya.
Akhyar menambahkan, Pemko Medan sangat berkomitmen dalam pembangunan transportasi massal apapun modanya.
Sebab, transportasi massal adalah salah satu solusi dari upaya mengurai kemacetan yang ada di Kota Medan akibat terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Renward Parapat, menjelaskan bahwa LRT yang akan dibangun nanti diharapkan akan terintegrasi dengan Bus Rapit Transportation (BRT) maupun dengan commuter line dari PT KAI serta angkutan kota yang sudah ada.
“Kami berharap pembangunan sarana LRT di Kota Medan perlu segera direalisasikan sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya dengan nyaman, tanpa kemacetan,” ucapnya.
Berdasarkan hasil kajian sementara yang telah dilakukan, jalur LRT rencananya akan melintasi Stasiun Besar Kereta Api (KA) Medan, Jalan Williem Iskandar, Jalan M Yamin, Jalan Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan Setia Budi, Jalan Djamin Ginting, dan terakhir di Pasar Induk Laucih, Tuntungan.
Sedangkan jalur Bus Rapid Transit (BRT) direncanakan akan menghubungkan kawasan sub pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar inti kota, seperti Pasar Induk Laucih, Terminal Amplas, dan Pelabuhan Belawan untuk menuju kawasan inti kota.
Namun disiapkan juga rencana melintasi Jalan Sisingamangaraja atau batas kota menuju Lapangan Merdeka, Jalan Gatot Subroto, hingga Kampung Lalang. (LMC-03)