Parapat, 1/5 (LintasMedan) – “Nga ro hepeng ….nga ro hepeng….(duit datang…, duit datang…)”, wajah puluhan Inang-Inang (sebutan ibu-ibu dalam suku Batak Toba) ini pun spontan sumringah menyambut kedatangan kapal boat pembawa ikan di tepi Danau Toba, Lontung Desa Huta Ginjang Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Mereka berlari menjeput karung demi karung berisi ikan nila yang telah mati diturunkan dari kapal. Selanjutnya karung-karung itupun dibuka dan tangan-tangan para wanita separuh baya ini langsung memilah-milah ikan tersebut dengan cekatan.
“Ikan yang baru mati dan masih segar bisa dibuat ikan asin, sedangkan yang sudah mulai busuk kami manfaatkan untuk makanan ternak babi dan itik,” kata Elviana Boru Manurung.
Aktifitas itu, mereka dilakukan rutin setiap hari atau bahkan dua kali dalam sehari, menanti tumpukan ikan nila mati milik PT Aquafarm Nusantara yang melakukan project pembesaran ikan air tawar itu di tengah Danau Toba.
Ikan-ikan tersebut menjadi salah satu penghasilan tambahan warga di sekitar lokasi itu. Perusahaan milik investor Swiss ini memang membagikannya secara gratis kepada warga.
“Lumayanlah, warga di sini sangat terbantu. Hasil penjualan ikan asin bisa untuk tambah ongkos sekolah anak,” ujar wanita bersuamikan nelayan ini.
Setiap pagi dan menjelang sore aktivitas menanti kapal membawa ikan mati rutin dilakukan ibu-ibu di kawasan Samosir. Mereka duduk di tepi Danau Toba sambil berbincang-bincang hingga kapal yang membawa ikan datang.
Manajer unit Pembesaran PT Aquafarm Nusantara, Bambang Kuntorosetyo mengakui ikan-ikan yang mati umumnya akibat stres atau tingginya ombak.
“Belakangan ini memang cukup banyak ikan yang mati, sejak satu bulan terakhir. Bukan hanya milik PT Aquafarm namun juga milik warga. Kemungkinan akibat ikan stres karena tingginya ombak,” katanya pekan kemarin.
Kondisi itu, kata dia memang kerap terjadi lima tahun sekali. “Siklus lima tahun sekali terjadi seperti ini,” ujarnya.
Namun demikian, ikan-ikan yang mati tesebut tidak terbuang sia-sia dan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar sehingga tidak sampai memberikan dampak pencemaran lingkungan di sekitar Danau Toba.
“Selain dibuat ikan asin yang sekaligus menjadi salah satu mata pencaharian warga di sekitar Danau Toba, PT Aquafarm juga berinovasi mengolah ikan mati untuk dijadikan pupuk kompos. Hasilnya dibagikan gratis kepada kelompok tani di sekitar sini,” kata Bambang didampingi Irfan, Kepala Divisi Ipal dan Sanitasi.(LMC-02)