

Tarutung, 26/7 (LintasMedan) – Masyarakat Tapanuli khususnya dari suku Batak sejak jaman dahulu menjadikan pendidikan sebagai sarana utama untuk mengubah nasib.
Hingga tidak mengherankan jika banyak putera/puteri dari daerah Taput berupaya terus melanjutkan pendidikan hingga keluar daerah setelah tamat dari Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA).
“Orang Batak umumnya punya filosofi, biar rumah mau runtuh yang penting anak harus sekolah. Pendidikan itu yang utama,” kata Bupati Taput Nikson Nababan, kemarin.
Namun, kata dia untuk meneruskan cita-cita melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi ini diyakini bukan hal yang mudah, karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan semangat juang yang tinggi.
Akibat tidak adanya perguruan tinggi di wilayah Taput, para orangtua terpaksa harus melepas anaknya untuk merantau ke luar daerah. “Tentu akan mengeluarkan biaya yang cukup besar,” ujarnya.
Inilah yang menggugah orang nomor satu di Pemkab Taput itu merasa terpanggil bersama-sama dengan masyarakat untuk mendirikan perguruan tinggi terbaik di Taput.
Hingga, kata Nikson status perguruan tinggi itu nantinya bisa meningkat dan terkemuka bahkan menjadi perguruan tinggi negeri.
Baginya, membangun perguruan tinggi sudah menjadi obsesinya sejak awal dipercaya rakyat menjadi bupati Taput.
“Ini salah satu pekerjaan rumah yang harus saya wujudkan dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.
Nikson memastikan keberadaan perguruan tinggi itu kelak akan sangat berperan dalam memberi kontribusi positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Taput.
Bukan hanya itu, Nikson sudah merencanakan perguruan tinggi yang akan dibangun itu kelak benar-benar menjadi pusat pendidikan dan pengembangan berbagai disiplin ilmu yang mampu berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.
Perguruan Tinggi yang dicita-citakan oleh Nikson kelak juga terbuka bagi seluruh masyarakat luar Taput.(LMC-02)