Medan, 22/9 (LintasMedan) – Pentas Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XIII di Bandung Jawa Barat,9-19 September 2015 lalu masih menyisakan kekecewaan bagi pelatih senam Sumut Safrizal dan Pondang Sinambela.
Menurut kedua pelatih itu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut selaku penanggungjawab pembinaan olahraga pelajar telah menyepelekan dan terkesan pilih kasih terhadap cabang olahraga senam dari tahap persiapan sampai pesta olahraga pelajar nasional itu selesai.
“Kami benar-benar disepelekan. Selama Popnas di Bandung, tak satupun offisial dari Dispora Sumut menyaksikan atlet kami bertanding. Padahal, pesenam kami tak begitu mengecewakan di pentas itu”,kata Safrizal,di Medan, Selasa.
Luapan kekecewaan mereka semakin besar ketika Kadispora Sumut Baharuddin Siagian menyatakan cabang senam gagal penuhi target di Popnas. “Kami dibebani target yang cukup gila, enam emas,” kata Safrizal kesal.
Padahal, lanjutnya sejak awal mereka tidak pernah memasang target muluk-muluk.
Sebab, kata dia bagaimana mungkin bisa menyumbang emas sebegitu banyak dengan kondisi Pelatda yang abal-abal. “Pelatdanya saja abal-abal,” ujarntya.
Di Popnas Bandung, Jawa Barat kemarin, Cabor senam hanya mampu menyumbang empat medali yakni, satu perak dan tiga perunggu.
Jumlah tersebut sama dengan yang pernah diraih pesenam Sumut pada Popnas XII, Jakarta tahun 2013, dimana mereka merebut satu emas,dua perak dan satu perunggu.
“Bukan hanya Popnas Bandung 2015, mereka (Disporasu-red) apriori pada cabang senam, Popnas Jakarta,2013,mereka juga tak peduli terhadap kami. Ini benar-benar mengecewakan,”kata Safrizal.
Padahal, sebutnya sejak perhelatan Popnas bergulir di Tanah Air, cabang senam tetap memberikan kontribusi medali buat Sumut.
Namun, Dispora Sumut terkesan tak pernah memberi perhatian lebih terhadap cabor ini. Bahkan selama Pelatda berjalan, persiapan atlet senam berbeda dengan cabor lainnya yang masuk barisan kontingen Sumut.
Ada atlet 10 cabor yang dipersiapkan ke Popnas menjalani pelatda di Pemusatan Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pemusatan Pendidikan Latihan Daerah (PPLD), sementara cabang senam bersama cabang taekwondo,tenis meja, tenis lapangan dan bola basket di luar dari PPLP dan PPLD.
Ironisnya, beberapa cabang seperti sepak bola, judo, bola voli dan bulutangkis (di bina dalam PPLP/PPLD) tak memberi satu keping medali buat Sumut.
“Kami harus mengeluarkan biaya sendiri untuk beri menu tambahan terhadap atlet kami, makanya umumnya jadi kekurangan gizi dan kalori selama menjalani Pelatda”,ujarnya.
Meski begitu Safrizal merasa bangga karena atletnya memberikan nuansa positif bagi pembinaan cabang senam. “Kami pulang dari Popnas bisa berjalan dengan kepala tegak. Kami menjawab tantangan”,pungkasnya.(LMC-02)