Medan, 20/5 (LintasMedan) – Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) membangkitkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial warga di berbagai provinsi di Tanah Air, termasuk Sumatera Utara (Sumut).
Di tengah pandemi COVID-19, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kerap meninjau langsung pos-pos pelayanan kesehatan di sejumlah kabupaten dan kota untuk melihat langsung kesiapan pelayanan maupun penanganan terhadap pasien COVID-19.
Dia merasa sangat bahagia melihat semangat gotong royong dan kerja sama rakyat di Sumut saat menghadapi pandemi COVID-19.
Tanpa ada yang menyuruh, masyarakat dengan kesadaran tinggi bahu membahu mengumpulkan dana untuk membantu tenaga medis, menjadi relawan menolong sesama warga yang kesusahan, hingga memberikan disinfektan gratis.
Dia meyakini semangat gotong royong dan sinergitas antarinstitusi pemerintah maupun swasta di daerah itu dapat dimanfaatkan untuk mencegah penularan wabah COVID-19.
Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah telah pula menyusun semacam template sosial kemitraan antara pemerintah, badan penanggulangan bencana, dan komunitas lokal sehingga memiliki infrastruktur sosial kuat.
Sebab, konsepsi dalam penanganan wabah COVID-19 ini Pemerintah tidak mungkin berdiri sendiri. Maka, harus ada upaya gotong royong, sinergi sumber daya dan strategi dari semua komponen masyarakat.
Perjuangan mencegah penularan COVID-19 ini masih panjang, sehingga perlu sinergi dan kolaborasi seluruh lapisan komponen masyarakat.
Sinergi antar instansi ini dinilai efektif membangun rasa optimisme masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam mencegah dan memberantas penyebaran virus corona.
Penanganan COVID-19 di Sumut memang memerlukan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemko), termasuk kontribusi dari seluruh pihak yang terkait, seperti akademisi dan pelaku dunia usaha di sektor industri.
“Saya butuh pakar intelektual dalam menangani pandemi ini. Banyak hal yang harus kita ambil langkah mencari solusi apa yang harus kita lakukan,” ucap Edy saat bertemu para akademisi dari berbagai lembaga perguruan tinggi di Medan, belum lama ini.
Ide-ide kongkret dari kalangan akademisi, menurut dia, sangat dibutuhkan agar penyebaran COVID-19 dapat segera dihentikan dan dampaknya segera dipulihkan.
Dalam upaya penanganan dampak COVID-19, saat ini ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian dan dicari solusinya.
Tiga masalah krusial itu, yakni kesehatan, ekonomi, dan jaring pengaman sosial.
Pemprov Sumut, kata Edy, telah menyiapkan langkah-langkah dalam menangani ketiga hal tersebut. Namun tetap memerlukan pertimbangan dan referensi dari berbagai aspek, termasuk pendapat akademisi.
Ia menyebut contoh, untuk menghitung dana jaring pengaman sosial yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perlu pendapat akademisi, sehingga dana yang digunakan benar dan tepat sasaran.
“Kita butuh pemikiran yang konkrit. Ada pakar yang berurusan dengan bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Dengan kondisi seperti ini apa yang harus kita lakukan. Kalau teori saja, saya bisa buka buku, tapi kita perlu implementasi,” ucap dia.
Bila tidak, diakuinya, pekerjaan besar ini akan mengalami banyak tantangan dan hambatan.
Libatkan Seluruh Elemen
Pernyataan hampir senada mengenai percepatan penanganan COVID-19 juga diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah.
Dikatakannya, penanganan COVID-19) harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya ditangani oleh pemerintah, namun harus melibatkan seluruh elemen.
Untuk itu, Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah mengajak seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumut ikut serta dalam melakukan penanganan terhadap wabah COVID-19.
“Kami memohon kepada seluruh bapak dan Ibu pimpinan PTS di Sumut yang memiliki pengetahuan dan bidang keilmuan agar dapat memberikan masukan terkait dengan penanganan COVID-19 di Sumut,” ujarnya saat melakukan dialog dengan para pimpinan PTS melalui fasilitas video conference.
Disebutkannya, Pemprov Sumut telah berupaya untuk melakukan penanganan wabah COVID-19 secara maksimal, seperti dengan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,5 triliun yang akan disalurkan dengan tiga tahap.
Sementara itu, Gubernur juga ingin pesan yang disampaikan mengenai perlawanan terhadap virus corona, bisa disampaikan ke berbagai lapisan masyarakat di berbagai kabupaten dan kota.
“Kita harus gotong royong dan bersatu melawan COVID-19 dari tingkat provinsi sampai ke desa,” katanya saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan COVID-19 bersama Wali Kota Medan, Wali Kota Binjai dan Bupati Deli Serdang, di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (11/5) lalu.
Gerakan bersama tersebut terkait tiga hal yang menjadi fokus utama, yaitu operasi masker, penyediaan tempat-tempat cuci tangan dan penerapan ketat physical distancing atau menjaga jarak fisik.
Medan, Binjai dan Kabupaten Deli Serdang menjadi fokus utama dalam penanganan penyebaran COVID-19 di Sumut saat ini, karena ketiga wilayah yang bertentanga ini seperti tidak memiliki batas.
Perpindahan masyarakat di ketiga daerah ini begitu masif dan jarak ketiga daerah ini juga sangat berdekatan.
“Kita fokus pada ketiga daerah ini apalagi Medan dan Delin Serdang merupakan daerah dengan kasus tertinggi,” kata Gubernur.
Dari data sementara penyebaran COVID-19, Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang tertinggi dibanding daerah lain di Sumut.
Hingga Senin, 11 Mei 2020 tercatat pasien jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif COVID-19 di Medan tercatat sebanyak 132 orang, sembuh 35 orang dan meninggal 13 orang.
Deli Serdang pasien positif CPVID-19 sebanyak 20 orang, PDP 19 orang dan 4 orang meninggal.
Melalui pengawasan ketat terhadap ketiga daerah ini, diharapkan jumlah kasus terinfeksi COVID-19 di Sumut bisa ditekan.
Pelaksanaannya, Pemprov Sumut bersama dengan Pemerintah Kota Medan, Binjai dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang akan menggencarkan operasi masker di tiga daerah tersebut.
Pemerintah akan membagikan masker secara gratis kepada seluruh masyarakat sebagai pengingat bila di luar rumah harus menggunakan masker.
Setelah pembagian masker diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tidak menggunakan masker ketika berada di luar rumah.
Bila ada yang kedapatan tidak menggunakan masker, maka mereka tidak diperbolehkan masuk ke tempat-tempat publik, antara lain pasar, supermarket, dan jalan raya.
Selain masker, pemerintah juga akan memperbanyak fasilitas cuci tangan di tempat-tempat umum dan juga penerapan physical distancing.
“Kita juga akan perkuat penerapan physical distancing terutama ditempat-tempat yang ramai seperti pasar. Dengan bantuan semua pihak terutama TNI, Polri dan Polisi Pamong Praja kita ingin penerapan ini berjalan lancar,” kata Edy Rahmayadi.
Bukan hanya kepada masyarakat, Pemprov dan ketiga daerah ini juga sepakat menindak cafe-cafe yang tetap tidak mematuhi protokol kesehatan.
Kepada pengusaha-pengusaha cafe, tempat makan atau sejenisnya diminta untuk tidak memfasilitasi orang-orang berkumpul atau berkerumun.
“Setelah ketiga daerah ini berhasil kita akan dilanjutkan lagi ke daerah-daerah lain di Sumut,” ujar Gubernur Sumut.
Upaya pencegahan terus dilakukan dengan mengajak masyarakat tetap menggunakan masker, rutin melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mencegah masyarakat melakukan kegiatan yang berkerumun dan melakukan isolasi secara mandiri.
Biarkan pemerintah melakukan tugasnya, dan masyarakat juga seharusnya melakukan tugasnya untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk yang diakibatkan dari adanya kasus positif COVID-19.
Untuk mempercepat penanganan COVID-19 di Sumut, Edy Rahmayadi menggagas Gerakan Doa Bersama secara serentak di seluruh wilayah itu, baik di rumah ibadah maupun di tempat masing-masing mulai pukul 12.30 hingga 13.00 WIB, pada Kamis (14/5).
Pada hari yang sama, Gubernur Sumut bersama para tokoh lintas agama menggelar doa bersama di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman.
Doa dipimpin secara bergantian dimulai dari agama Konghucu yang dipimpin oleh Muslim Linggo, Hindu oleh M Monogren, Budha oleh Ditya jaya, Katholik oleh Beno Ola tage, Kristen oleh Ngolu Parningotan Sitorus, Islam oleh Najamuddin.
“Semoga Tuhan memberkati dan mengabulkan doa seluruh warga Sumut.” ujar Gubernur seraya tetap mengajak agar masyarakat mengintrospeksi diri dari setiap kesalahan.
Permasalahan Sosial
Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda semua negara di dunia termasuk Indonesia sudah berada pada titik yang mengkhawatirkan.
Bukan hanya dalam menghadapi Virus Corona penyebab pandemi itu sendiri, akan tetapi dampak permasalahan sosial.
Dalam upaya meringankan beban ekonomi warga yang terdampak COVID-19, Pemprov Sumut bekerja sama dengan Pemkab/Pemko secara bertahap telah menyalurkan paket bantuan sosial kepada sejumlah kepala keluarga terdampak bencana COVID-19.
Penyaluran jaring pengaman sosial tersebut dimaksudkan agar masyarakat rentan yang terdampak ekonominya tetap dapat hidup.
Penyaluran bantuan sosial tersebut tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras, dan golongan.
Menurut Wagub Sumut Musa Rajekshah, Pemprov Sumut telah memutuskan untuk memberikan bantuan sembako kepada masyarakat yang langsung terdampak ekonomi di masa pandemi COVID-19 ini.
“Pemprov Sumut telah menyiapkan bantuan sembako untuk 1.321.426 kepala keluarga yang terdampak COVID-19 di 33 kabupaten/kota,” kata Wagub Sumut yang akrab disapa Ijeck.
Bantuan ini, kata dia, sudah mulai didistribusikan ke daerah-daerah di Sumut.
“Kita melibatkan TNI, Polri, perangkat kelurahan atau desa dalam mendistribusikannya agar tepat sasaran,” ujar Ijeck.
Sebanyak 1,3 juta KK masyarakat akan menerima bantuan tersebut berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Data ini masih akan terus kami verifikasi jumlahnya. Karena ada dalam data ini ternyata sekarang status ekonominya sudah lebih baik, sementara ada masyarakat yang membutuhkan dan belum termasuk dalam DTKS,” paparnya.
Ia memperkirakan, jumlah penerima bantuan akan bertambah sesuai fakta di lapangan, diantaranya penambahan dari gelombang kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bakal mencapai delapan ribu orang lebih.
“Ini data baru yang harus kita verifikasi dan diperkirakan masih akan bertambah lagi dengan munculnya masyarakat yang secara ekonomi tidak bisa berkemampuan hidup layak serta banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan,” kata Wagub saat teleconference dengan kalangan milenial Sumut, Kamis (7/5) malam.
Musa Rajekshah juga mengajak milenial Sumut membantu pemerintah dalam penanganan dampak COVID-19.
Selain itu, dia juga berharap agar kaum milenial tergerak hatinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan di sekelilingnya.
Dalam upaya percepatan penanganan COVID-19, Pemprov Sumut banyak menerima berbagai jenis paket bantuan dari berbagai pihak.
Selain diperlukan respon pemerintah yang cepat dalam menangani potensi-potensi risiko yang terjadi, budaya bangsa ini yang terkenal sangat toleransi dan gotong-royong sangat membantu dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghadapi kondisi seperti sekarang ini.
Budaya gotong-royong betul-betul mempunyai peranan yang besar dalam kondisi saat ini.
Semua lapisan masyarakat bahu membahu dalam menggalang dana dan bantuan untuk bersama-sama memerangi pandemi COVID-19.
Kepedulian Pemerintah
Menghadapi pandemi COVID-19 saat ini, perhatian dan kepedulian pemerintah sangat dibutuhkan masyarakat yang terdampak wabah tersebut.
Menyadari hal ini, Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumut, Hj. Nawal Edy Rahmayadi menyambangi kalangan disabilitas dan berkomunikasi dengan mereka menggunakan bahasa isyarat.
Saat bertemu dengan para penyandang disabilitas di SLB TPI Medan, Jalan Sisingamangaraja Nomor 5 Medan Amplas Medan, 29 April2019 lalu, Ibu dari tiga orang anak ini mencoba menggerak-gerakkan kedua tangannya merangkai gerakan bahasa isyarat.
Sambil tersenyum, ia sedang mencoba berkomunikasi dengan para penyandang tunarungu.
Dipandu dan dibantu pengurus sekolah, Nawal membentuk isyarat yang diterjemahkan sebagai kalimat yang menyebutkan “Kami membawa bantuan sembako, semoga bermanfaat dan meringankan kebutuhan Bapak/Ibu”.
Juga dengan berbahasa isyarat, para penerima mengucapkan terima kasih kepada Nawal dan rombongan.
Jumlah bantuan yang diberikan sebanyak 130 paket untuk dibagikan kepada para alumni yang sudah berkeluarga, para pengajar dan pengurus sekolah.
“Kita tabah ya Bapak/Ibu, Covid-19 ini cobaan buat kita semua. Mudah-mudahan bantuan kami ini bisa meringankan. Kita doakan bersama agar Covid-19 ini segera berakhir dan keadaan kembali normal,” ujar Nawal yang juga didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumut, Rajali.
Berikutnya, Nawal dan rombongan pun melanjutkan pembagian paket sembako di Komplek Pemda Tk I Cempaka Raya Ujung Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang.
Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Soleh Ibrahim, salah satu pengurus BKM Masjid Syuhada Komplek Pemda.
Kelompok masyarakat yang akan menerima bantuan sosial itu, antara lain guru ngaji, penarik becak, pemulung dan lainnya.
“Tolong disalurkan kepada yang berhak ya Pak, yang paling membutuhkan,” ucap Nawal.
Dengan mata berkaca-kaca, Soleh menerima paket sembako dan mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih atas kebaikan Bapak/Ibu. Sembako ini sangat berarti untuk masyarakat. Mudah-mudahan Bapak/Ibu dilimpahkan pahala berlipat ganda oleh Allah SWT,” kata Soleh.
Penyaluran selanjutnya diserahkan kepada para pengemudi ojek online Grab yang menjadi mitra PKK Sumut.
Bantuan tersebut diterima oleh Guruh selaku General Affairs for Government Grab Medan, sebanyak 700 paket akan diserahkan kepada para driver.
Secara keseluruhan ada total sebanyak 1.550 paket bantuan sembako yang dibagikan TP PKK Sumut bersama Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Sumut untuk masyarakat kota Medan dan disalurkan juga ke beberapa kabupaten terdekat seperti Deliserdang, Binjai dan Serdangbedagai.
Paket bantuan sembako ini berisi beras, telur,minyak, gula dan mie instan.(lintas medan)