
Suruhenta Sembiring (Foto:LintasMedan/ist)

Medan, 27/12 (LintasMedan) – Pengamat Olahraga Suruhenta Sembiring menilai anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan idealnya minimal sebesar Rp20 miliar sehingga program pembinaan atlet di ibu kota Provinsi Sumut itu bisa berjalan secara baik dan berkelanjutan.
“Anggaran yang dialokasikan dari APBD untuk KONI Kota Medan saat ini sekitar Rp9 miliar masih sangat kurang untuk menopang kebutuhan dana pembinaan atlet,” katanya di Medan, Minggu.
Menurut dia, usulan anggaran Rp20 miliar untuk KONI Medan sangat realistis jika dikaitkan dengan
besaran kebutuhan anggaran pembinaan dan jumlah cabang olahraga.
Untuk menjawab kebutuhan anggaran pembinaan olahraga tersebut, kata Suruhenta, mutlak dibutuhkan tekad dan kepedulian pemerintah, DPRD Kota Medan dan stakeholders.
“Pengurus KONI Medan juga harus lebih proaktif mencari sumber dana dari non APBD, sehingga dana yang dibutuhkan untuk pembinaan atlet bisa ditingkatkan,” kata mantan pengurus Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Medan itu.
Ia juga menilai banyak dana yang bersumber dari APBD untuk KONI Medan selama beberapa tahun terakhir belum dialokasikan tepat sasaran untuk menopang program pembinaan atlet secara berkesinambungan, sehingga membuat para pengurus sejumlah cabang olahraga sulit merealisasikan programnya.
“Banyak anggaran KONI Medan selama ini dipergunakan untuk kegiatan seremonial, bukan untuk kegiatan pembinaan atlet,” katanya.
Dana seremonial yang dinilai kurang tepat sasaran, selalu terpantau pada even Pekan Olahraga Kota (Porkot) yang digelar KONI Medan, rutin setiap tahun.
Dalam momentum penyelenggaraan Porkot Medan, misalnya, diperkirakan tidak sedikit dana yang dikeluarkan bukan untuk yang bersentuhan langsung dengan kegiatan olahraga.
Hal ini dapat di lihat pada saat acara pembukaan dan penutupan, seperti atraksi hiburan yang mendatangkan artis dari ibu kota, pengeluaran anggaran untuk sejumlah panitia, konsumsi dan lain-lain.
Selain Porkot dia juga mengkritisi pengalokasian anggaran untuk studi banding ke luar Provinsi Sumut, rapat kerja di kawasan wisata di luar Kota Medan yang sudah menjadi agenda tetap KONI Medan, sejak beberapa tahun terakhir.
Seharusnya, menurut dia dana seremonial tersebut dialokasikan untuk menopang program-program Pengcab yang umumnya kerap menghadapi keterbatasan anggaran pembinaan atlet.
Oleh karena itu pimpinan KONI Medan ke depan harus lebih peka terhadap kebutuhan atlet serta mengedepankan prinsip transparansi dalam pengelolaan anggaran. (LMC-01)