Panyabungan, 21/9 (LintasMedan) – Ayooooo vaksin… Mari sama bersinergi dan berkolaborasi dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Mandailing Natal.
Kalimat ajakan ini tak henti terus disosialisasikan pemkab setempat dalam setiap pertemuan dengan warga maupun sejumlah kegiatan rutin lainnya.
“Perangi Covid-19 jangan berupa ucapan semata. Kita semua berjuang keras agar aman dari ancaman pandemi yang belum kunjung berakhir ini,” kata Bupati Madia Muhammad Jafar Sukhairi di berbagai kegiatan.
Sehingga, sebutnya mengikuti program vaksinasi wajib saat ini. Dia berharap masyarakat setempat juga turut proaktif menghubungi Puskesmas terdekat atau langsung ke Polres Mandailing Natal.
Program vaksinasi saat ini terus digelar di wilayah itu dan untuk mengejar target tersebut bupati berharap peran besar kepala desa untuk tak bosan menyosialisasikannya ke masyarakat.
Menurut Jafar Sukhairi seluruh camat dan kepala desa memiliki peran besar dalam penanggulangan pandemi covid-19.
“Kita berharap para camat dan kepala desa terus meningkatkan upaya edukasi dan pemahaman masyarakat tentang covid-19 dan pentungnya vaksinasi,” ucapnya, Senin (20/9) pada evaluasi Pelaksanaan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Covid-19, di Gedung Serba Guna, Panyabungan.
Bupati menyatakan, peran kepala desa sangat urgen untuk menurunkan status Madina dari level 4 menuju level 2 hingga level 1. Peran itu termasuk kampanye vaksinasi di kalangan warga.
Perkembangan hari ini, kata dia status Madina sudah berada di level 2, turun dari level 4. Capaian itu diperoleh setelah Madina mampu melakukan vaksinasi 23 persen dari target minimal 20 persen. Untuk mencapai level 2, Madina harus mampu mengejar angka 50 persen vaksinasi.
“Meskipun telah terjadi penurunan, namun tugas dan tanggung jawab kita masih berat dalam 14 hari kedepan,” kata Jafar.
Ia menyebut, untuk menuju zona hijau (level 1) Satuan Tugas Covid-19 Mandailing Natal akan terus menjalin sinergitas dan kerjasama yang baik dengan TNI dan Polri dalam penanganan dan pengendalian Covid-19 di kabupaten tersebut, khususnya dalam menggerakkan vaksinasi menuju 50% dari jumlah masyarakat yang wajib vaksin sebanyak 351.788 orang.
Kemudian, melakukan penguatan 3T (Testing, Tracing dan Tratment) terus diterapkan dan ditingkatkan dengan Target Positive Rate <5%. Selain itu, terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Madina, Parlin Lubis menyatakan kegiatan evaluasi ini dihadiri sekitar 80 persen dari total jumlah kepala desa se-Kabupaten Mandailing Natal. Dia menyatakan pihaknya dan para kepala desa memiliki komitmen yang tinggi dalam penanganan dan penanggulangan covid-19.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu), Irjen. Pol. Drs. Panca Putra Simanjuntak, M.Si., didampingi Asisten Operasi Kodam BB, Kolonel Inf Kristomey Sianturi juga ikut meninjau pelaksanaan vaksinasi secara serentak dan massif di Madina.
Panca Putra menyebutkan bahwa program vaksinasi ini merupakan tindaklanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Utara beberapa waktu yang lalu yang mengharapkan pelaksanaan vaksinasi disemua Kabupaten/kota harus dimaksimalkan.
Meskipun Mandailing Natal saat ini berada pada PPKM level 2, Panca berharap agar masyarakat jangan bersenang diri dan euforia mengingat pandemi Covid-19 merupakan yang harus diwaspadai. Panca menyampaikan, untuk meniadakan dan mengatasi penyebaran Covid-19 ini selain meningkatkan kekebalan tubuh juga diperlukan vaksinasi sehingga health immunity terbentuk
“Jangan euforia, jangan senang pandemi Covid-19 harus menjadi bagian yang harus kita waspadai, masyarakat harus tetap melakukan cara hidup baru,” imbaunya.
Sementara itu, berdasarkan realisasi vaksinasi yang dihimpun dari Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Mandailing Natal hingga, Senin (21/9) telah mencapai 81.331 orang atau 31,21%. Sedangkan jumlah orang terkonfirmasi positif berjumlah 7 orang.
Sebagimana kerap disosialisasikan vaksin Covid-19 selain mencegah penularan juga melindungi dari keparahan gejala dan risiko kematian saat terinfeksi virus Corona.
Berdasarkan data terbaru, risiko kematian lebih tinggi dialami oleh pasien COVID-19 yang belum divaksinasi.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan vaksinasi terkait dengan tingkat keparahan dan kematian akibat COVID-19, September 2021, tercatat dari 135.861 pasien COVID-19 yang meninggal, 94 persen di antaranya belum mendapatkan vaksin.(LMC/Irwan Arifianto)