Medan, 1/12 (LintasMedan) – Penurunan sektor properti di Medan belakangan ini sangat berpengaruh terhadap target sambungan baru Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi.
Menurut Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Arif Haryadian kepada pers, Kamis, perusahaan Badan Umum Milik daerah (BUMD) Pemprov Sumut itu, menargetkan 18 ribu sambungan baru pada 2016.
“Namun hanya terealisasi di bawah 50 persen, salah satunya akibat pemilik real estate banyak membatalkan permohonan pasang baru dengan alasan rumah tidak laku, mungkin daya beli masyarakat memang cenderung menurun belakangan ini,” kata Arif.
Dia menyampaikan hingga saat ini Tirtanadi masih memiliki cakupan pelanggan sekitar 73% sesuai dengan pemeriksaaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Namun pihaknya berjanji bahwa pada 2019 PDAM Tirtanadi mampu memberi kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau memang saat ini harus memberi PAD, munkin kami siap asal tidak melanggar aturan, soalnya
sebagaimana amanah dalam Permendagri, kontribusi PAD dapat dilakukan dengan cakupan pelanggan diatas 80%,” paparnya.
Lebih lanjut Arif mengaku optimistis dengan penghapusan hutang oleh pemerintah pusat sebesar Rp 185, 1 Miliar serta pemberian penyertaan modal Rp73 M dari Pemprov Sumut senilai Rp73 M kepada PDAM Tirtanadi akan membuat keuangan perusahaan ini semakin sehat kedepan.
“Ada 107 PDAM yang mendapat penghapusan hutang di Indonesia salah satunya Tirtanadi. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk peningkatan keuangan,” katanya.
Pihaknya berjanji 2017 akan optimalisasi sejumlah program dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan salah satunya penambahan produksi air 1340 liter/detik.
Jumlah tersebut diperoleh dari peningkatan produksi instalasi pengolahan air (IPA) Sunggal untuk menambahan produksi air di wilayah Medan Barat dan Medan Timur.
Kemudian IPA Martubung untuk mengatasi krisis air bersih di wilayah Utara Kota Medan, serta IPA Delitua dan kerja sama luar negeri di Tanjung Morawa.(LMC-02)