Medan, 26/11 (LintasMedan) – Presiden Joko Widodo membuka Festival Keraton Nusantara ke-11 di Istana Maimun Medan, dengan menggunakan pantun.
“Hujan panas turun sehari. Guruh menyambar pohon jati. Hati hamba sungguh sangat berseri. Karena bisa hadir di istana maimun ini,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Maimun, Medan, Minggu.
Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang dibangun pada 1888 oleh Sultan Mahmud Al Rasyid.
Kepala Negara mengingatkan, Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17 ribu pulau, didiami 714 suku, memiliki 1.100 lebih bahasa lokal, serta agama dan adat-istiadat yang berbeda-beda.
Namun, banyak orang lupa bahwa Indonesia memiliki jejak sejarah peradaban yang besar dan gemilang di masa lalu.
Kekayaan budaya Keraton Nusantara, menurut dia, harus dilihat sebagai kekuatan untuk meraih kemajuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bersama.
“Untuk itu saya mengajak para sultan, para raja, para pangeran sebagai pemangku adat keraton-keraton nusantara untuk terus menjaga, merawat dan melestarikan warisan nilai-nilai budaya adiluhung tadi,” ujarnya.
Kekayaan budaya Keraton Nusantara, menurut Presiden, harus dilihat sebagai kekuatan untuk meraih kemajuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran bersama.
“Nilai-nilai budaya Keraton yang adiluhung adalah bekal kita untuk melangkah maju untuk menghadapi persaingan global yang semakin sengit,” tambah Presiden.
Karena itu, Presiden berharap keraton-keraton nusantara bersama dengan seluruh elemen bangsa berperan dalam pembangunan karakter bangsa.
“Dengan berbekal nilai-nilai budaya tersebut, kita ingin bangsa kita muncul sebagai bangsa yang berjiwa ksatria, bangsa petarung, bangsa yang tangguh, bangsa yang tidak pernah gentar menghadapi setiap tantangan, seperti halnya kapal-kapal Pinisi kita di masa lalu yang berani melewati ombak, mengarungi laut, menjelajahi samudera,” katanya..
Selain itu Presiden juga mengajak para sultan, raja, pangeran untuk melanjutkan peran historis keraton untuk terus berbuat bagi kesejahteraan masyarakat.
“Saya melihat peran historis itu bisa dilakukan melalui pengembangan sektor pariwisata budaya. Baik dengan mengangkat kekayaan seni-tradisi yang hidup dan berkembang di keraton, mengangkat kekayaan arsitektur dan bangunan keraton, mengangkat kekayaan kuliner keraton dan sebagainya,” tuturnya.
Jokowi juga menjelaskan, di setiap prosesi adat terkandung pesan untuk saling menghormati. Jokowi juga berpesan agar selalu memperhatikan tata krama, sopan-santun, menjaga kebersamaan, serta menguatkan tali persaudaraan.
“Saya melihat nilai-nilai adiluhung itu hidup dalam tradisi adat-budaya di setiap suku di Indonesia. Apakah dalam adat-budaya suku Batak, suku Melayu, suku Jawa, suku Bugis dan suku-suku yang lain,” katanya.
Dalam pembukaan festival itu turut hadir, antara lain Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadingrat dan raja, ratu, serta sultan dari berbagai kesultanan. (LMC-03)