
Bandung, 17/12 (LintasMedan) – Anjit, Azis dan Dharma, remaja yang sehari-harinya mengais rezeki di dua obyek wisata berbeda di Provinsi Jawa Barat.
Ketiganya mengaku telah putus sekolah. “Saya sudah lama tidak lagi bersekolah,” ujar Anjit yang mengaku sudah bekerja sekitar 6 bulan di lokasi obyek wisata De Castello.
De Castello berada di Kampung Cigangsing, Desa Cisaat, Kecamatan Ciater. Lokasinya berada di salah satu bukit teh di perkebunan Ciater dan terlihat jelas dari jalan raya Subang – Ciater.
Remaja bertubuh kurus ini terlihat begitu gesit mengiris potongan wortel dan mengemasnya di wadah cangkir air mineral bekas. Ia bertugas meracik makanan domba pada obyek wisata yang diketahui sebagian sahamnya milik artis terkenal Dewi Persik itu.
Makanan domba itu disediakan menjadi salah satu hiburan untuk wisatawan yang berkunjung di Castello . Semangkuk wortel dihargai Rp 20 ribu, dan wisatawan boleh memberikannya kepada domba-domba cantik yang dipelihara di lokasi itu.
Dari racikan itu Anjit mendapatkan upah, dan ia pun berhasil mengais rupiah demi rupiah sembari menghabiskan hari-harinya yang terpaksa harus putus sekolah.
Menurut Anjit jika akhir pekan, dan hari-hari libur lainnya lokasi itu dipenuhi para wisatawan dari berbagai daerah dan ia bisa membawa rezeki lebih yang dimanfaatkan untuk membantu perekonomian keluarganya.
Di lokasi obyek wisata lainnya, Azis dan Dharma merupakan dua remaja penjual sejumlah produk tradisional kesehatan berbahan baku belerang. Keduanya kompak menawarkan sabun, lulur maupun akar-akaran yang diyakini sangat baik untuk kesehatan. “Dibeli mas, ini sabun dari belerang asli dan ini lulur juga bisa untuk mengobati gatal-gatal,” ucap Azis kepada serombongan jurnalis Kota Medan yang mengunjungi lokasi wisata Kawah Putih usai melakukan kunjungan ke Dinas Kominfo Kota Bandung baru-baru ini.
Keduanya tetap menawarkan dengan ramah meski tak semua yang datang ke kios mereka membeli barang dagangannya itu. “Bolehlah kurang sedikit ya,” ucap Dharma saat ada wisatawan yang menawar sabun belerang miliknya.
Azis dan Dharma juga dua remaja yang mengaku putus sekolah dan menghabiskan hari-harinya mengais rezeki di obyek wisata kawah belerang di Kabupaten Ciwidey Jawa Barat.
Namun, menurut keduanya sejak pandemi Covid 19 melanda kawasan itu sepi dari pengunjung. “Paling sedikit ramai kalau pas hari libur saja,” ucap Azis.
Alasan putus sekolah sebagaimana umumnya akibat persoalan ekonomi dan masalah ini terus membayangi dunia pendidikan di Indonesia. Namun tampaknya anak-anak ini tetap semangat menyongsong hidup dan pemerintah setempat memberikan ruang bagi mereka dari sejumlah obyek wisata yang memang cukup banyak di provinsi berhawa sejuk ini.
Terbukti sejumlah obyek wisata sepertinya menjadi salah satu solusi dalam menyediakan lapangan kerja, tak hanya bagi mereka yang putus sekolah saja. Hal ini disebabkan tingkat pengangguran juga begitu tinggi di berbagai wilayah tanah air.
Meski para kawula muda ini telah berhasil menyelesaikan pendidikan formal bukan berarti lapangan pekerjaan begitu saja menanti.
Berkaca dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemko Bandung, Pemerintah Kota Medan juga harus lebih gencar menggandeng para investor membuka sejumlah obyek wisata khususnya di kota metropolitan ini.
Sebelumnya Walikota Medan Bobby Nasution mengatakan akan melakukan eksplorasi sejumlah obyek wisata di Kota Medan.
Bangunan bersejarah yang masih berdiri di sejumlah inti Kota Medan, kata dia akan menjadi magnet wisatawan berkunjung ke kota ‘surga kuliner’ ini.
“Minimnya objek wisata alam di Medan bukanlah halangan untuk menjadikan ibu kota Sumatra Utara ini menggerakkan sektor pariwisata. Selain keragaman dan kelezatan kuliner, wisata sejarah yang ditandai dengan bangunan-bangunan bersejarah adalah potensi yang tengah kita eksplorasi,” ucapnya baru-baru ini.
Selain revitalisasi kawasan Kota Lama Kesawan yang saat ini tengah berproses, Bobby mengaku gencar mempromosikan berbagai objek wisata bangunan bersejarah.
Di samping itu pembenahan infrastruktur dan, perhelatan-perhelatan yang meningkatkan citra Medan sebagai kota yang pantas dikunjungi wisatawan pun sedang dilakukan.
“Kita tidak mungkin sekejap menjadikan Kota Medan sebagai kota pariwisata seperti Bali, Jawa Barat maupun kota-kota lain di Indonesia yang telah memiliki tempat pariwisata. Itu tidak mudah, tapi kami mohon waktu kepada seluruh masyarakat untuk mencoba terus mengembangkan wisata di Kota Medan melalui pembangunan infrastruktur dan fisik,” katanya.
Berbagai upaya meningkatkan pariwisata di Medan ini akan terus dilakukan dengan mengedepankan kolaborasi antara perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan maupun eksternal. Tujuan pembangunan obyek wisata ini, sebagaimana ditegaskannya tidak lain untuk kesejahteraan masyarakat Medan dan membuka lapangan kerja bagi warganya.(LMC-Irma Yuni)