
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida. (Foto: LintasMedan/ist)

Bangkok, 2/5 (LintasMedan) – Raja Thailand Maha Vajiralongkorn beberapa hari sebelum penobatan, menikahi wakil kepala pasukan pengawal pribadinya dan memberinya gelar Ratu Suthida.
Kabar mengejutkan ini diumumkan Royal Gazette, media istana Kerajaan Thailand, disertai dokumentasi upacara pernikahan pada Rabu (2/5), seperti dilansir dari Royal News.
Maha Vajiralongkorn, 66 tahun, yang bergelar Raja Rama X, menjadi raja konstitusional setelah kematian ayahnya Raja Bhumibol Adulyadej, pada Oktober 2016, setelah 70 tahun bertakhta.
Dia akan secara resmi dimahkotai dalam upacara Budha dan Brahmana pada hari Sabtu (4/5), diikuti oleh prosesi di Bangkok pada hari berikutnya.
Pada 2014, Vajiralongkorn menunjuk Suthida Tidjai, mantan pramugari Thai Airways, sebagai wakil komandan unit pengawalnya.
Raja menjadikan Suthida sebagai jenderal penuh di Angkatan Darat Kerajaan Thailand pada bulan Desember 2016, dan wakil komandan pengawal pribadi raja pada tahun 2017.
Vajiralongkorn juga menjadikannya Suthida, seorang Thanpuying, gelar kerajaan untuk bangsawan perempuan.
Menurut laporan CNN, ini adalah pernikahan keempat Maha Vajiralongkorn. Dia sebelumnya menikah dengan Soamsawali Kitiyakara pada tahun 1977, Yuvadhida Polpraserth pada tahun 1994 dan Srirasmi Suwadee pada tahun 2001.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn memiliki dua anak perempuan dan lima putra, dan hanya satu yang secara resmi diakui sebagai pangeran.
Sosok Maha Vajiralongkorn
Maha Vajiralongkorn dilantik sebagai putra mahkota pada 28 Desember 1972 di Balai Singgasana Ananta Samakhom. Pengangkatan itu menempatkannya sebagai Putra Mahkota ketiga dari keluarga kerajaan Chakri.
Sebagai bagian dari keluarga kerajaan, Maha Vajiralongkorn sejak usia 4 tahun sudah dikenalkan budaya kerajaan bersama kakak perempuannya, Putri Ubolratna.
Setelah menyelesaikan SD di Thailand, Maha Vajiralongkorn melanjutkan sekolah lanjutan ke Inggris. Pada 1966, dia mendaftar ke sekolah King’s Mead di kota Seaford, Sussex, Inggris, namun tak lama pindah ke sekolah Millfield di Somerset hingga lulus pada Juli 1970. Selama bersekolah ini, Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn dikenal dengan panggilan V Mahidol.
Pada September 1970, Maha Vajiralongkorn mengikuti kursus pelatihan militer di King’s School di kota Sydney, Australia. Tak disangka, itu adalah momen Maha Vajiralongkorn jatuh cinta pada dunia militer.
Pada 1972 dia mendaftar ke Sekolah Militer Australia di Duntroon, Canberra. Di sana, dia dipuji karena bisa mempunyai kemampuan yang baik di bidang akademik dan olah raga.
Pada 1976, dia lulus dengan pangkat Pembantu Letnan Satu dan program studi militer.
Sekembali dari Australia atau persisnya pada 1977, ia melanjutkan pendidikannya di Thailand dan bergabung sebagai pasukan Angkatan Darat. Di militer Thailand, Maha Vajiralongkorn juga diketahui melatih pasukan angkatan udara Kerajaan Thailand, khususnya pilot tempur.
Karir Maha Vajiralongkorn di bidang militer sangat moncer. Dia mampu memperbaiki pesawat tempur, menjadi pilot helikopter yang andal, hingga mendapat izin menerbangkan pesawat tempur F-16 dan pesawat Boeing 737 seri 400.
Di bidang sosial, Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn juga dikenal dermawan oleh rakyatnya. Sebagai buktinya, pada 1977 dia mendirikan sebuah rumah sakit di daerah terpencil berskala internasional.
Tak hanya itu, dia juga memberikan kontribusi kepada pertanian Thailand dengan membangun klinik agrikultur bergerak yang bertujuan melakukan efisiensi produksi dan pengembangan teknologi pertanian.
Maha Vajiralongkorn telah mengabdi sebagai Putra Mahkota selama 44 tahun. Selama bertugas dan memimpin upacara kerajaan, ia menggambarkan dirinya sebagai utusan Raja Bhumbibol. (LMC-03/berbagai sumber)