Medan, 25/7 (LintasMedan) – Razman Arif Nasution pengacara Gatot Pujo Nugroho mengakui berkomiten untuk memberikan perlindungan hukum terhadap kliennya yang juga Gubernur Sumatera Utara itu bukan semata-mata karena materi.
“Untuk seseorang yang datang meminta perlindungan hukum, namun dia tidak memiliki uang, sebagai advokat kita wajib memberikan pembelaan,” kata Razman, yang dihubungi LintasMedan, kemarin.
Hal itu disampaikannya untuk menepis anggapan miring segelintir masyarakat terhadap dirinya, bahwa komitmennya menjadi pengacara Gatot hanya karena materi.
“Saya cuma dibayar standar dan bukan berarti mahal untuk menangani kasus ini dan itu wajar-wajar saja,” katanya.
Meski demikian dia menegaskan akan membela kliennya itu secara profesional dalam menghadapi proses hukum Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) terkait kasus suap hakim PTUN Medan.
“Saya akan mati-matian membela Pak Gatot meskipun banyak hujatan ,” kata Razman.
Karena, sebutnya sebagai seorang pengacara dia terikat dengan sumpah profesi advokat dan wajib memberikan perlindungan hukum kepada siapapun yang meminta perlindungan.
Razman menyampaikan bahwa profesi pengacara sama dengan profesi dokter.
“Seorang dokter tidak boleh menolak pasien meskipun yang datang itu adalah musuhnya. Jadi advokat juga seperti itu, saya ini kan lawyer profesional yang integritasnya sudah teruji,” tegasnya.
Akrab dengan Gatot
BISA dibilang, Razman Arif Nasution kini masuk jajaran pengacara papan atas. Kiprah pria tambun kelahiran Singkuang, Mandailing Natal itu moncer di level nasional tatkala dipercaya sebagai pengacara Komjen Budi Gunawan saat praperadilan melawan KPK di PN Jakarta Selatan dan menang.
Seolah kasus BG itu menjadi pintu pembuka bagi Razman menangani kasus-kasus besar. Buktinya, Sutan Bathoegana juga memakai jasanya. Terbaru, alumni Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu dipercaya Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan istri keduanya Evi Susanti. Juga asisten pribadi Gatot, Mustafa, saat ketiganya menjalani pemeriksaan sebagai saksi di KPK, dalam kasus suap hakim PTUN Medan.
Bagaimana proses Gatot akhirnya menunjuk dirinya? Razman bercerita panjang lebar. Pria kelahiran 8 September 1970 itu mengaku kenal dengan Gatot pada 2005. Saat itu musim kampanye pilkada Kota Binjai. Gatot sebagai Ketua DPW PKS Sumut, sedang Razman Ketua Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Sumut.
Dilanjutkan dengan masa kampanye Pilwako Sibolga, Razman semakin akrab dengan Gatot. Kedekatannya dengan Gatot makin kental tatkala Razman ikut berjuang mengkampanyekan pasangan Gatot-Tengku Eri di pilgub Sumut.
“Jadi, saya dengan Pak Gatot bukan asing lagi. Saya sudah lama berhubungan baik dengan beliau,” ujar Razman.
Lantas, begitu mendapat panggilan dari KPK sebagai saksi, Gatot intens berkomunikasi lewat telepon dengan suami Nur Elly Rambe itu. Gatot pun ingin bertemu langsung.
“Waktu itu Pak Gatot menghubungi langsung, minta bertemu di Jakarta, lantas Selasa sore (21/7) beliau mampir ke kantor saya, bersama dengan Ibu Evi Susanti. Jadi, bukan saya yang berinisiatif menghubungi beliau,” cerita Razman.
Pertemuan di kantor Razman berlangsung cukup lama. Gatot berkonsultasi, membeber masalah yang dihadapi, dan Razman bersama timnya langsung mempelajari konstruksi hukum kasus suap itu.(LMC-02/JPNN)