Jakarta, 17/8 (LintasMedan) – Kalangan ekonom meminta Pemerintah Indonesia agar belajar dari negara-negara lain dalam mengatasi COVID-19 jika memang ingin ekonomi di negeri ini bisa benar-benar pulih.
“Saat ini Pemerintah terkesan tidak siap. Bandingkan kasus kita dengan Selandia Baru, Inggris, atau Singapura. Mereka terdampak dari lonjakan kasus varian Delta tapi tidak harus menutup perekonomian,” kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky, kepada pers di Jakarta, Selasa (17/8).
Sementara, negara-negara seperti Selandia Baru, Inggris dan Singapura telah selesai dengan penanganan kesehatan dan fasilitasnya hingga vaksinasi telah berjalan optimal, seperti dilansir dari Bisnis.com.
Pada saat gelombang kasus COVID-19 varian baru yang menyebar dengan cepat di negara-negara tersebut, lanjut dia, justru tidak akan terlalu terdampak dari sisi kesehatan maupun ekonomi.
“Masalah tersebut sudah selesai sebelum varian Delta menyebar ke seluruh dunia. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia,” ujar Riefky.
Ia menilai, gelombang kasus COVID-19 yang tengah menghantam Indonesia minim antisipasi dan penanganan.
Karena itu, lanjutnya, tidak mengherankan jika Indonesia sangat rentan ketika muncul masalah virus varian baru.
Padahal, kata dia, resep penanganan virus varian baru ini sudah diketahui umum.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia saat ini sebenarnya bukan sedang menghadapi masalah baru, karena COVID-19 sudah ada di tengah-tengah masyarakat sejak tahun 2020.
Seharusnya, Pemerintah lebih fokus pada penanganan kesehatan sebelum mengkhawatirkan ekonomi.
“Nah ini yang belum selesai dilakukan Indonesia. Kita masih bergulat pada fasilitas kesehatan. Dalam jangka pendek, ini yang perlu dijaga. Setelah itu baru kita bicara ke aspek lain,” tuturnya. (LMC-03/BC)