Medan, 4/2 (LintasMedan) – Pengamat ekonomi Dr. Polin L.R Pospos, menilai promosi dan sosialisasi skema pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Sumatera Utara yang selama ini diterapkan perusahaan perbankan belum efektif memaksimalkan realisasi penyerapan KUR.
“Sosialisasi KUR yang selama ini dilakukan pihak perbankan melalui seminar dan lokakarya perlu dibarengi dengan program promosi lebih gencar,” katanya, di Medan, Kamis.
Menurut dia, masyarakat tidak memanfaatkan KUR sebagai jaminan kredit usahanya karena selain kurang sosialisasi yang dilakukan pihak perbankan juga karena regulasi pemerintah tentang cara meningkatkan ekonomi masyarakat seperti KUR dan semacamnya tidak dipahami masyarakat.
Padahal, lanjutnya, saat ini banyak pelaku UMKM membutuhkan dukungan tambahan modal untuk mengembangkan usaha mereka.
“Ada alokasi KUR dengan bunga sembilan persen per tahun, tetapi diperkirakan baru sebagian kecil masyarakat yang mengetahui informasi tersebut,” ujarnya.
Salah satu program promosi KUR yang cukup efektif, katanya, adalah dengan cara memasang papan pengumuman di depan masing-masing kantor bank unit penyalur KUR untuk UMKM.
Oleh karena itu, Polin menyarankan agar pihak perbankan lebih giat bersosialiasi program KUR, termasuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bantuan KUR.
“Melalui program promosi yang gencar dan didukung pelayanan yang maksimal, saya yakin masyarakat akan antusias ikut program mendapatkan KUR,” tuturnya.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilaksanakan perbankan Sumatera Utara pada tahun 2015 masih tergolong lambat, sampai 31 Desember 2015 hanya terealisasi Rp22,755 triliun atau 75,85 persen.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumut Difi A Johansyah, menjelaskan tidak tercapainya target penyaluran KUR tahun 2015 karena memang ada evaluasi KUR oleh pemerintah sehingga penyalurannya sempat terhenti.
Ia menyebut meski ada subsidi, penyaluran KUR oleh bank tetap perlu memperhatikan prinsip kehati-hatian.
“Kendalanya adalah mencari debitur yang benar-benar layak untuk menerima KUR dan dapat mengembalikan dengan lancar,” paparnya.
Disebutkannya, pemerintah tahun 2016 secara nasional menargetkan penyaluran KUR berkisar antara Rp100 triliun sampai Rp120 triliun dengan suku bunga sebesar sembilan persen. (LMC-02)