Jakarta, 20/11 (LintasMedan) -Rambut kita didisain untuk berwarna selama 45 atau 50 tahun, kata Dr. Tyler Cymet, kepala edukasi klinis American Association of Colleges of Osteopahic Medicine.
Sehingga orang-orang di usia 40 dan 50-an sejatinya mengalami kehilangan pigmen pada rambutnya.
Sementara masih ada debat mengenai mekanisme penyebab rambut kehilangan pigmennya, sebagian besar ahli setuju rambut beruban ada hubungannya dengan sel pemroduksi warna di kulit kepala yang disebut melanosit yang mulai tidak berfungsi. Demikian menurut Dr. Adam Friedman, associate professor dermatologi dari George Washington University.
Rata-rata pada orang kulit putih, tidak berfungsinya melanosit di kulit kepala itu dimulai sekitar usia 35 ditambah atau dikurang 10 tahun bergantung gen dalam tubuh. Proses itu dimulai agak lambat pada orang Afrika Amerika.
Rambut kita tumbuh, menghiasi rambut dan rontok sesuai siklus yang berakhir dari beberapa tahun hingga sepuluh tahun. Sekali muncul rambut beruban, lebih banyak lagi uban muncul dalam siklus pertumbuhan rambut baru.
“Secara khas, jika rambut separuh beruban, rambut Anda akan hampir semuanya beruban di akhir siklus berikutnya,” kata Cymet.
Dan benar, stres berperan dalam pembentukan uban. “Ada bukti stres dapat memperpendek durasi siklus rambut yang akan mempercepat penyebaran rambut beruban,” kata Cymet. Stres juga menciptakan peradangan sistemik yang dapat mematikan sel-sel pemroduksi pigmen.
“Anda melihat orang-orang muda dengan penyakit otoimun memiliki rambut beruban. Inflamasi mematikan sel-sel melanosit,” kata Friedman.
Singkatnya, rambut mungkin secara alami mulai beruban sekitar usia 30 dan 40-an bergantung DNA. Dan jika kita terus menerus mengalami stres, peradangan akan mempercepat transformasi rambut menjadi abu-abu.(LMC/Kps)