
Sample pupuk cair organik dari limbah ikan mati kemasan 1 liter.(Foto:LintasMedan/ist)

Parapat, 3/5 (LintasMedan) – Manajemen PT Aquafarm Nusantara mengaku terus menyosialisasikan tehnik pembuatan pupuk organik cair kepada masyarakat di kawasan sekitar Danau Toba.
“Permintaan pupuk organik ini di kalangan petani cukup tinggi, sedangkan persediaan terbatas. Makanya kita sosialisasikan juga ke masyarakat lewat seminar-seminar agar bisa memproduksi sendiri,” kata Irfan Kepala Divisi Ipal dan Sanitasi Aquafarm pada project pembesaran ikan nila di Parapat, baru-baru ini.
Dia memaparkan tehnik pembuatannya cukup mudah, sebab bahan baku baik pupuk organik padat maupun cair hanya berasal dari limbah ikan mati yang ditabur dengan arang sekam padi.
Namun untuk pupuk cair terdapat campuran nenas, molases (tetes tebu), rebung bambu, air kepala muda, starbio super (serbuk bakteri pengurai) dan air bersih.
Metode ini, kata Irfan hanya memakan waktu tiga sampai empat minggu, untuk kemudian sudah bisa dibagi kepada petani.
Menurutnya sejak tahun 2008 pihak perusahaan milik investor Swiss itu telah memiliki instalasi pengolahan limbah ikan mati yang dijadikan pupuk organik padat.
Sedangkan untuk pupuk organik cair mulai diproduksi sejak November 2013 dan hingga kini hasilnya terus dibagi kepada masyarakat petani.
Dia menambahkan bahwa total bantuan sejak Maret hingga Desember 2014 sebanyak 11385 liter (pupuk cair) dan 1104 karung (pupuk padat) .
Rata-rata produksi perbulan sebanyak 1623 liter (pupuk cair) dan 158 karung (pupuk padat).
“Semua hasil produksi diserahkan ke masyarakat sekitar perusahaan di tiga kabupaten (Simalungun, Tobasa dan Samosir),” katanya.
Sedangkan tahun 2015, mulai Januari hingga April telah diserahkan pupuk sebanyak 4215 liter (rata-rata 984 liter per bulan) untuk pupuk cair dan 80 karung kompos padat (rata-rata 7,5 karung per bulan). (LMC-02).