Oleh: Tengku Nico Adrian
Medan, 19/2 (LintasMedan) – Kehadiran ruas tol baru di Sumatera menunjukkan Indonesia mampu membangun infrastruktur. Sesuatu yang pada masa lalu hanya mimpi, kini menjadi kenyataan.
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang pada masa lalu hanya disampaikan di ruang diskusi dan karya ilmiah, kini menjadi fakta.
Di atas kertas, tiada halangan berarti untuk menyelesaikan tol Trans Sumatera. Proses pembebasan lahan juga berjalan lancar meski tidak mudah. Secara teknis, para insinyur Indonesia sudah piawai membangun jalan, jembatan, dan terowongan. Kemampuan mereka sejajar dengan negara maju.
Trans Sumatera yang cukup panjang, 2.700 km, jangan dibayangkan sebuah jalan tol yang lurus dari Banda Aceh ke Bandar Lampung atau mirip tulang ikan. Setidaknya terdapat empat sirip, yakni Medan-Sibolga, Medan-Tebing Tinggi, Pekanbaru-Padang, dan Palembang-Bengkulu.
Ruas terpanjang adalah Betung-Tempino-Jambi sepanjang 191 km. Peringkat kedua adalah ruas tol Jambi-Rengat 190 km.
PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ditugaskan oleh pemerintah untuk membangun dan mengembangkan jalan tol yang menghubungkan Lampung hingga Aceh. Ada 24 ruas jalan tol berbeda yang panjang JTTS seluruhnya mencapai 2.704 Km.
Pengerjaan proyek JTTS yang ditarget rampung tahun 2024, bakal menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.
Keberadaan JTTS juga akan menggerakkan ekonomi Sumatera sekaligus menempatkan Indonesia bagian dari “Asian Highway Network”, jaringan transportasi darat berbentuk jalan raya bebas hambatan berstandar internasional sepanjang 141.000 km yang melintas di 32 negara di Asia dan Eropa.
Sumatera, dengan kekayaan alam berlimpah telah diproyeksikan menjadi salah satu “The New Engine Indonesian’s of Growth” oleh Pemerintah. Pulau ini menghasilkan kelapa sawit, kopi, kakao, karet, kayu, besi, aluminium, batubara, urea, timah, minyak dan gas (migas).
Di tahun 2024, PT Hutama Karya terus melanjutkan pembangunan JTTS dengan menargetkan seluruh jalan tol tahap I tuntas sepanjang 972 km. Upaya ini diharapkan mampu untuk memperkuat konektivitas transportasi darat di wilayah Sumatera.
Salah satu proyek yang kini sedang dalam proses penyambungan yakni Medan-Banda Aceh.
Selama ini jika menempuh perjalanan dari Medan ke Banda Aceh menggunakan jalur darat bisa memakan waktu sekitar 10-12 jam. Namun itu masih tergantung pada beberapa faktor seperti lalu lintas, kondisi jalan, dan kecepatan kendaraan.
Saat ini pemerintah pusat tengah berupaya menyambungkan Provinsi Aceh hingga ke Ibukota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu melalui jalur tol.
Kehadiran ruas tol yang menghubungkan Medan-Banda Aceh, diyakini akan menjadikan aksesibilitas antarwilayah lebih sat set atau cepat dan mudah.
Pengerjaan konstruksi tol Banda Aceh-Medan masih terus berlanjut. Ruas jalan tol ini punya konstruksi dengan bentang sejauh 513 Km. Ruas jalan tol Banda Aceh-Medan dibagi dalam 5 tol, yakni tol Banda Aceh-Sigli, Sigli-Lhokseumawe, Lhokseumawe-Langsa, Langsa-Binjai dan Binjai-Medan.
Jalan Tol Binjai-Langsa yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp23,4 triliun yang menjadi akses pendukung menuju berbagai destinasi wisata yang ada di Sumatra Utara.
Dengan kehadiran ruas jalan tol Banda Aceh-Medan, jarak tempuhnya kelak bisa dipangkas jadi sekitar 5-6 jam saja. Mobilitas yang semakin cepat antara dua wilayah ini jelas akan memberikan dampak di sektor perekonomian.
Tidak hanya itu, keberadaan ruas tol tersebut dinilai efektif mengurangi biaya logistik di kawasan-kawasan produktif yang pada akhirnya berkontribusi meningkatkan daya saing produk dalam negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa terjadi, khususnya di wilayah yang dilewati ruas tol Banda Aceh-Medan.
Dalam rangka memperkuat konektivitas di Pulau Sumatera, PT Hutama Karya (Persero) menargetkan JTTS Tahap I dapat selesai pada tahun 2024.
“Sejalan dengan target yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kita targetkan 5 ruas JTTS Tahap I sepanjang 196 km dapat selesai pada Semester I, dan terbitnya 9 Sertifikat Laik Operasi. Progres dari masing-masing ruas secara umum sudah sangat signifikan, kita harapkan JTTS dapat berdampak terhadap perekonomian nasional,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo di Jakarta, pada 5 Februari 2024 lalu.
Tjahjo mengatakan target penyelesaian JTTS Tahap I yang meliputi 5 ruas tersebut terdiri dari Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi I Padang Tidji-Seulimum sepanjang 25 km, Jalan Tol Binjai-Langsa Seksi III Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 19 km, Jalan Tol Indrapura-Kisaran Seksi II Lima Puluh-Kisaran sepanjang 32 km.
Kemudian Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi III dan IV Tebing Tinggi -Pematang Siantar sepanjang 58 km, Jalan Tol Padang-Pekanbaru Seksi I Padang-Sicincin sepanjang 37 km, dan Seksi V Bangkinang-Pangkalan Tahap I (Bangkinang-Koto Kampar) sepanjang 25 km.
Jalan Tol Binjai-Langsa yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp23,4 triliun yang menjadi akses pendukung menuju berbagai destinasi wisata yang ada di Sumatra Utara.
Tjahjo menjelaskan untuk mengakselerasi pembangunan JTTS, Hutama Karya mengapresiasi dukungan Pemerintah atas Penyertaan Modal Negara (PMN) 2024 sebesar Rp18,6 triliun yang di dalamnya termasuk anggaran penyelesaian sejumlah ruas JTTS Tahap I.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih1.030 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 286,4 km dan 743,6 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh,antara lain Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 km, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 km), Tol Palembang-Indralaya (22 km), Tol Medan-Binjai (17 km).
Kemudian Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 132 km, Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km) serta Tol Binjai-Langsa Seksi Binjai-Tanjung Pura (38 km), Tol Bengkulu-Taba Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru-Bangkinang (31 km), Tol Indralaya-Prabumulih (64 km), Tol Indrapura-Lima Puluh (15,6 km), Tol Tebing Tinggi-Indrapura (28,5 km).
Jalan Tol Binjai-Langsa yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp23,4 triliun yang menjadi akses pendukung menuju berbagai destinasi wisata yang ada di Sumatra Utara.
Keberadaan jalan tol temasuk JTTS dinilai sangat berperan dalam memajukan ekonomi daerah dan negara. Dengan adanya jalan tol, daerah akan lebih maju, perjalanan pun menjadi lebih cepat, distribusi barang dan jasa menjadi lancar guna menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.
Jalan Tol Binjai-Langsa yang dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp23,4 triliun yang menjadi akses pendukung menuju berbagai destinasi wisata di Sumatra Utara.
Penambahan ruas tol baru di sepanjang JTTS turut memberi dampak positif bagi kalangan pelaku usaha yang bergerak di sektor jasa pariwisata, sebagaimana diungkapkan oleh Head of Advisory Services Colliers International Indonesia, Monica Koesnovagril.
Sebelum adanya JTTS, kata dia, pasar industri perhotelan dan destinasi wisata masih banyak yang tak terlihat serta banyak yang terlupakan karena minimnya akses untuk penyebaran moda transportasi.
Namun dengan kehadiran JTTS, usaha pada industri perhotelan dan destinasi wisata makin tumbuh dan marak dikarenakan kemudahan akses menuju lokasi tersebut.
“Hotel atau fasilitas akomodasi muncul di titik-titit kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang dapat di akses dari exit tol, melengkapi eksisting di pusat kota,” ujar Monica.
Hal senada disampaikan Wakil Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto. Ia berpendapat dengan hadirnya Tol Sigli-Banda Aceh dan upaya mengkoneksikan Pulau Sumatera melalui jalan bebas hambatan ini merupakan momentum pemerintah untuk perlu memperkuat perekonomian di pulau tersebut, yang secara geografis bersinggungan langsung dengan Selat Malaka.
Melihat langkah maju pemerintah membangun JTTS, menurut dia, komitmen untuk menjadikan Sumatera adalah “The Engine of Growth Indonesia” bukan hanya sekadar slogan.
Ia menekankan bahwa jalan tol sangat berperan dalam memajukan ekonomi daerah dan negara. Dengan adanya jalan tol, daerah akan lebih maju, perjalanan pun menjadi lebih cepat, distribusi barang dan jasa menjadi lancar guna menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.
Pembangunan jalan tol yang massif dipastikan bisa mengeksploitasi kemampuan ekonomi daerah, sehingga ikut berperan besar menopang negeri ini menuju salah satu raksasa ekonomi dunia. (Penulis adalah Wartawan LintasMedan.com)
Note: Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Jurnalistik & Citra Anugerah Hutama 2024.