Medan, 7/10 (LintasMedan) – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara, Nurhajizah Marpaung minta seluruh instansi terkait mempercepat proses penyusunan cetak biru atau blue print pengembangan kawasan Geopark Kaldera Toba untuk selanjutnya diusulkan dan dinilai menjadi “UNESCO Global Geopark (UGG)” yang sebelumnya disebut “Global Geopark Network (GGN).
“Saya minta seluruh instansi agar kompak dan saling bersinergi, tidak jalan sendiri-sendiri untuk melakukan proses percepatan Geopark Kaldera Toba. Sebab hal itu, menjadi dasar penilaian untuk menjadikan Geopark Kaldera Toba masuk status Global Geopark Network versi UNESCO,” katanya di Medan, Sabtu.
Permintaan itu disampaikan Wagub Sumatera Utara (Sumut) saat memimpin rapat percepatan tindak lanjut lima rekomendasi UNESCO dalam pengusulan Geopark Kaldera Toba.
Disebutkannya, batas waktu penyusunan cetak biru yang dipersyaratan untuk memenuhi lima rekomendasi dari UNESCO harus selesai sebelum 21 Oktober 2017 dan sebelum 11 Oktober 2017 sudah diserahkan kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman guna dibahas lebih lanjut.
Terkait hal tersebut, Wagub yang didampingi Staf Ahli Gubernur Sumut Binsar Situmorang, menegaskan bahwa masing-masing SKPD di lingkup Pemprov setempat yang terkait dengan pengelolaan Geopark Kaldera Toba harus saling berkoordinasi.
Instansi tersebut, antara lain Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Informasi dan Komunikasi, Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba dan instansi lainnya.
Dengan kekompakan antarinstansi terkait, pihaknya meyakini upaya dan kerja keras semua pihak untuk menjadikan Geopark Kaldera Toba menjadi Global Geopark Network bisa segera terwujud.
Jika semua instansi dan segenap pemangku kepentingan kompak dan fokus, kata Nurhajizah, tentunya tidak ada alasan lagi untuk menunda status Geopark Kaldera Toba ditingkatkan menjadi UNESCO Global Geopark Network.
Sementara, Kelompok Pakar Badan Pelaksana GKT, Dr. RE Nainggolan mengakui selama ini antara laporan mengenai konsep yang berbasis pada aspek konservasi dan flora maupun fauna perlu lebih disempurnakan.
“Banyak potensi yang ada belum termasuk dalam dossier (laporan), seperti spesies tumbuhan langka, maupun hewan langka di Samosir, misalnya, menurut peneliti dari Unimed itu hanya ditemukan di Australia dan Danau Toba,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia mengusulkan kepada Pemprov Sumut agar melibatkan kalangan akademisi dan pakar dalam program percepatan mewujudkan Geopark Kaldera Toba menjadi atau Taman Bumi kelas dunia.
Sebelumnya, Ketua Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba, Alimin Ginting mengemukakan pihaknya telah membuat desain panel informasi untuk beberapa titik geosite.
Panel informasi tersebut, kata dia, udah termasuk informasi yang didalamnya termaktub Bahasa geologi terbentuknya suatu geosite Kaldera Toba.
“Untuk panel informasi geosite Sipiso-piso, misalnya, kami telah membuat desain terbentuknya geosite ini dengan Bahasa geologi. Sehingga selain dibaca, publik juga bisa melihat desain grafisnya untuk mengetahui bagaimana geosite ini dulu terbentuk,” paparnya.
Sebagaimana diinformasikan, sebuah geopark harus memenuhi beberapa unsur, antara lain geo-diversity (keragaman geologi), bio-diversity (keragaman biologi), dan culture diversity (keragaman budaya). (LMC-02)