Medan, 27/12 (LintasMedan) – Bakal kandidat ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan Zulfan Efendi Nasution berjanji memberdayakan sejumlah pengurus cabang (Pengcab) untuk ikut secara langsung mengusulkan anggaran KONI setempat dan mengelola dana pembinaan atlet.
“Jika terpilih menjadi ketua KONI Medan, saya akan mengikutsertakan seluruh Pengcab-pengcab dalam proses pembahasan anggaran da mengelola dana pembinaan atlet,” katanya di Medan, Minggu.
Sebagaimana diinformasikan, Zulfan Efendi Nasution merupakan salah satu bakal kandidat ketua umum KONI Medan yang ikut bertarung pada musyawarah olahraga kota (Musorkot) Medan 9 Januari 2016.
Ia menjelaskan, wacana mengikutsertakan Pengcab-pengcab dalam pengelolaan anggaran KONI Medan adalah salah satu program sangat mendesak untuk direalisasikan karena selama ini sistem pengeloaan anggaran yang diterapkan bersifat sentralistik.
Melalui kebijakan tersebut, Zulfan menyatakan optimistis program pembinaan atlet di sejumlah cabang olahraga akan berjalan secara konsisten dan berkesinambungan.
“KONI itu sifatnya memantau dan mengawasi, yang punya atlet itu ya Pengcab. Namun saya melihat selama ini malah pengcab yang mengalami kesulitan anggaran untuk membina atlet,” tutur mantan atlet polo air internasional ini kepada sejumlah wartawan di Medan, kemarin.
Menurut dia, penerapan sistem desenstralisasi anggaran KONI Medan merupakan langkah strategis mempercepat tekad dan komitmen Pemko Medan untuk menjadi ibu kota Provinsi Sumut tersebut menjadi ‘kota atlet’.
“Kedepan, sudah saatnya dilakukan perubahan terhadap sistem pembinaan olahraga sehingga Medan tidak lagi terus hanya mampu mengumbar semboyan ‘menuju kota atlet’,” paparnya.
Zulfan yang juga Ketua Pengcab Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Medan, mengatakan bahwa Pengcab-pengcab olahraga di Medan sebenarnya banyak memiliki rencana dan program strategis untuk melahirkan atlet berprestasi.
Namun, lanjutnya, selama ini hanya sebagian kecil rencana Pengcab-pengcab tersebut yang bisa terealisasi karena minimnya alokasi anggaran pembinaan.
“Ketiadaan anggaran juga akhirnya menyebabkan para atlet tidak memiliki jam terbang. Padahal seharusnya Pengcab juga bisa menggelar kompetisi di internal untuk menguji kemampuan atlet,” ujarnya.
Dia juga berjanji, jika kelak dipercaya memimpin induk organisasi cabang olahraga tersebut akan senantiasa mengedepankan transparansi dalam mengelola anggaran untuk pembinaan olahraga.
“Medan benar-benar harus menjadi ‘kota atlet’ Tidak lagi hanya sebatas menuju dan menuju saja, karena anggaran cukup besar terus mengucur setiap tahunnya,” katanya.
Zulfan mengaku bertekad maju sebagai salah satu kandidat calon Ketua KONI Medan, atas dorongan berbagai pihak di lingkungan i nsan olahraga, termasuk belasan Pengcab yang telah memberi dukungan.
Khusus bagi jajaran pengurus KONI Medan kedepan, menurut pengusaha muda itu, sudah saatnya juga harus mampu menggandeng sponsor, para pelaku dunia usaha serta mampu menarik dana program pemberdayaan masyarakat atau CSR dari sejumlah perusahaan di Medan.
Selanjutnya, dana-dana yang dihimpun dari pihak ketiga tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan atlet berprestasi.(LMC-02)