
Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo saat menjadi narasumber pada Seminar Informasi Aktual “Media Massa Vs Media Sosial yang digelar Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, di Medan, Jumat (27/10). (Foto: LintasMedan/Irma)

Medan, 27/10 (LintasMedan) – Dewan Pers mengungkapkan jumlah media online atau biasa juga disebut portal berita di Indonesia saat ini mencapai puluhan ribu, tetapi yang tercatat sebagai media profesional dan telah dinyatakan lulus verifikasi oleh Dewan Pers baru 168 perusahaan.
“Dari sekitar 43.300 media online, baru 168 perusahaan media online yang terdaftar secara resmi di Dewan Pers setelah sebelumnya dinyatakan lulus verifikasi administrasi maupun faktual,” kata Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo pada sseminar bertajuk Informasi Aktual “Media Massa Vs Media Sosial yang digelar Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, di Medan, Jumat.
Media online yang lulus verifikasi faktual itu, menurut dia, telah memenuhi sejumlah persyaratan sesuai dengan peraturan Dewan Pers, misalnya media harus memiliki badan hukum yang khusus bidang media, memiliki penanggung jawab, memiliki wartawan yang lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan memiliki kantor yang jelas alamatnya.
Dalam seminar yang dibuka Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi itu, Yosep mengatakan verifikasi media bertujuan untuk mewujudkan media yang profesional sejalan dengan Undang-undang Pers dan Peraturan Dewan Pers.
Setiap media yang lolos verifikasi, kata dia, berhak difasilitasi atau dimediasi Dewan Pers jika mengalami permasalahan atau sengketa mengenai pemberitaan, dan diselesaikan dengan Undang-undang Pers.
Melalui verifikasi ini, Dewan Pers juga memastikan komitmen pengelola media dalam menegakkan profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan.
Selain itu, melalui pendataan atau verifikasi perusahaan pers, Dewan Pers ingin mendorong penguatan media pers dan positioning media mainstream dalam memasuki era konvergensi media.
Disebutkannya, verifikasi ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers untuk mendata perusahaan pers.
Yosep mengatakan bahwa pihaknya cukup prihatin dengan banyaknya media atau wartawan yang disebut abal-abal karena tidak didasari profesionalisme.
Keberadaan media atau wartawan abal-abal tersebut kerap mencoreng profesi wartawan maupun media profesional seperti menerbitkan informasi yang tidak sesuai dengan kode etik.
Bahkan, kata dia, tidak jarang oknum wartawan abal-abal ini melakukan tindak pidana berupa penipuan dan pemerasan.
Dikatakannya, Dewan Pers bekerjasama dengan Pemerintah akan terus berupaya menata dan membereskan puluhan ribu media online yang sepak terjang dan produk beritanya tidak memenuhi kaidah jurnalistik.
Melalui verifikasi ini, Dewan Pers juga memastikan komitmen pengelola media dalam menegakkan profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan.
Yosep menambahkan, media arus utama harus bisa mengembalikan kepercayaan publik dengan menjawab tantangan atas maraknya serbuan berita hoax atau informasi bohong yang dibuat seolah-olah sebagai karya jurnalistik.
“Melalui pendataan atau verifikasi media yang dilakukan oleh Dewan Pers, maka dengan sendirinya akan terlihat mana produk jurnalistik yang dihasilkan oleh perusahaan pers yang profesional, mana yang tengah berproses atau berupaya memenuhi standar profesional, dan mana yang belum memenuhi standar profesional,” tuturnya.
Karakter bangsa
Sebelumnya, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, mengatakan bahwa media massa mempunyai peran dan kontribusi besar bagi pembentukan karakter bangsa, yaitu jujur, suka menolong, menjunjung tinggi kebenaran, menegakan keadilan dan bertanggung jawab.
Karena itu, ia menyatakan sangat setuju dengan program Dewan Pers dalam hal melakukan verifikasi terhadap media massa, baik media cetak maupun media elektronik dan media online.
“Saat ini kita dituntut dengan “good governance”. Media juga harus “good media” dan masyarakatnya juga harus “good people” agar selaras,” ujarnya.
Seminar sehari yang diikuti sejumlah insan pers dan mahasiswa itu, juga menghadirkan narasumber sekaligus pemateri, yaitu dosen pasca sarjana UI Dr Irwansyah, MA, dan pengamat pers asal Sumut, J Anto. (LMC-02)