
Teks Foto: Zes Caroline Arias yang juga Ikon Zumba internasional asal Chile Amerika Latin bersama Olivia Wondal, manajer Zumba se Indonesia didampingi Ketua Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia (ASKI) Sumut Rosdiana, Ketua Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI) Sumut dan bendahara FORMI Yuni Delfiani Piliang, pada training zumba untu mendapatkan sertifikasi Zumba Instructor Network (ZIN) di Medan, Sabtu (26/8). (Foto:lintasmedan/ist)

Medan, 28/8 (LintasMedan) – Sedikitnya 34 instruktur senam di Sumetera Utara mengikuti training untuk mendapatkan sertifikasi Zumba Instructor Network (ZIN) yang digelar di Hotel Polonia, Sabtu.
Kegiatan yang pertama digelar di Kota Medan itu menghadirkan Zes, Caroline Arias yang juga Ikon Zumba internasional asal Chile Amerika Latin.
Olivia Wondal, manajer Zumba se Indonesia di sela-sela kegiatan yang digelar selama dua hari ini, mengatakan para instruktur senam se Indonesia harus mengikuti training tersebut untuk mendapatkan sertifikasi dari lisensi senam aerobik yang berkantor pusat di Miami Florida itu.
“Para instruktur senam di Indonesia saat ini sudah saatnya harus go internasional. Dengan adanya lisensi internasional akan terbuka peluang bisa menjadi instruktur di berbagai negara manapun,” kata Olivia.
Dia mengatakan, hingga saat ini para instruktur senam di bawah naungannya itu sudah tersebar ke berbagai negara luar bahkan hingga ke Florida Amerika.
“Sertifikasi internasional bagi instruktur senam ini juga bagian dari persaingan Indonesia di era MEA, apalagi profesi ini cukup bergengsi,” katanya didampingi Ketua Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia (ASKI) Sumut Rosdiana, Ketua Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FORMI) Sumut dan bendahara FORMI Yuni Delfiani Piliang.
Menurut Olivia, para instruktur yang bersertifikasi ZIN akan tergabung dalam komunitas zumba dunia dan nama serta asal negaranya langsung tertera jika diklik melalui internet.
“Sehingga akan memudahkan bagi hotel-hotel yang memiliki fasilitas fitness dan klub aerobic jika ingin menggunakan jasa instruktur bersertifikasi ini. Selain itu tempat dimana mereka menjadi instrukrur juga ikut terpromosi karena semua akan terdata secara online,” paparnya.
Lebih rinci Olivia menjelaskan bahwa para instruktur zumba juga ikut mempromosikan budaya dan lagu kedaerahan masing-masing negara melalui CD musik yang digunakan dalam senam aerobik tersebut dan dikirim ke seluruh peserta.
“Lagu-lagu yang digunakan dalam CD terdiri dari berbagai negara, bahkan Lagu Sunda Cing cang keling juga pernah diputar hingga lagu dari negara Afrika sana pun ada,” kata Olivia lagi.
ZIN menurutnya memiliki akses internasional hingga 187 negara dan telah melakukan sertifikasi 140 ribu kelas dalam satu minggu di seluruh dunia.
“Setelah mendapat sertifikasi ini kami juga tidak melepaskannya begitu saja, namun terus melakukan koneksi dan saling membantu karena ini sifatnya komunitas,” tuturnya.
Ketua ASKI Sumut, Rosdiana sangat menyambut baik adanya training sertifikasi zumba yang langsung digelar di Kota Medan.
“Ini yang pertama, selama ini kalau ingin mendapat sertifikasi ini peserta harus mengikuti training di Jakarta yang tentu membutuhkan biaya lebih mahal,” katanya.
Tidak tertutup kemungkinan training seperti ini nantinya akan kembali digelar untuk tahap berikutnya, sehingga, kata Rosdiana seluruh instruktur senam di bawah naungan ASKI Sumut bisa mendapatkan sertifikasi.
Hal senada juga disampaikan Ketua FORMI Sumut Joharis Lubis yang berharap agar klub-klub kebugaran bisa menggunakan instruktur bersertifikasi.
“Sehingga aerobic benar-benar menjadi suatu gerakan yang menyehatkan tubuh dan tidak asal-asalan.,” ujarnya.
Dia juga berharap seluruh instruktur senam segera mengikuti training kompetensi ini, apalagi sertifikasi secara bisnis sangat menjanjikan.
“Bayangkan semua peserta terkoneksi secara online dan bisa mengajar dimana saja, karena ilmu yang diperoleh telah sesuai dengan standard senam yang ditetapkan. Ini peluang kerja yang cukup bergengsi,” kata Joharis. ( LMC-02)