

Medan, 26/5 (LintasMedan) – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Utara terus berpacu mempersiapkan atlet menuju Pekan Olahraga Nasional (PON)/XIX/2020 di Papua.
Salah satu persiapan menuju PON tersebut dengan melakukan pemetaan atlet melalui Program Sumut Emas (PSE).
Wakil Ketua KONI Sumut Prof Agung Sunarno memaparkan, pihaknya membentuk PSE yang dimulai sejak tahun ini hingga menjelang gelaran PON di Papua yakni pada 2020, guna menyeleksi atlet dari berbagai cabang olahraga yang akan memperkuat Sumut di pesta olahraga nasional itu nantinya.
“Sama kita ketahui, untuk berangkat menuju Papua menggunakan biaya yang cukup besar. Makanya KONI Sumut harus benar-benar selektif dan transparan, sehingga atlet yang diberangkatkan benar-benar yang mampu berkontribusi meraih medali,” kata Agung, pada acara penutupan peningkatan kapasitas fisik dan dan manajemen cabang olahraga KONI Sumut, di Hotel Madani Medan, Kamis.
Pada kegiatan yang digelar KONI Pusat selama tiga hari itu, Agung memaparkan bahwa atlet yang tergabung dalam program PSE harus memenuhi tiga syarat, yakni yang memiliki prestasi meraih medali emas pada PON/2016/Jawa Barat masuk dalam kategori skala super prioritas.
Kemudian peraih perak di PON tersebut masuk dalam skala prioritas dan yang ketiga merupakan atlet unggulan usulan dan Pengprov masing-masing cabor. “Untuk yang usulan ini adalah atlet yang berada di posisi empat hingga enam besar di PON Jabar,” kata Agung di hadapan sejumlah pelatih dan pengurus cabor yang baru saja mengikuti prtihan peningkatan kapasitas tersebut.
Hingga saat ini, lanjutnya sedikitnya sudah ada 14 cabor olahraga yang atletnya masuk dalam pemetaan PSE yang kesemuanya merupakan cabor perorangan.
Sedangkan Sumut memiliki 48 cabor yang masuk dalam binaan KONI, sehingga masih banyak peluang bagi atlet lainnya sehingga jumlah yang terjaring masuk program tersebut bisa bertambah hingga tahun depan.
Namun sebutnya, tidak tertutup kemungkinan atlet yang sudah masuk dalam program tersebut bisa terdegradasi. “Intinya dalam menentukan sistem PSE ini ada yang promosi dan terdegradasi semua dilakukan dengan ketentuan yang jelas dan akuntabel,” ucapnya.
Untuk itu Agung meminta para pelatih juga benar-benar serius dalam memberikan forsi latihan bagi para atletnya. “Jika atlet sampai terdegradasi secara otomatis pelatih juga ikut serta,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum KONI Sumut Jhon Ismadi Lubis menilai pelatihan peningkatan kapasitas manajemen dan pelatih fisik cabang olahraga yang diselenggarakan KONI Pusat selama tiga hari di Medan baru-baru ini dipastikan berdampak positif terhadap program pembinaan atlet di Sumut.
“Saya yakin apa yang diperoleh para peserta selama mengikuti pelatihan ini akan sanagt bermanfaat bagi kesinambungan pembinaan atlet Sumut dalam jangka panjang,” katanya saat menutup kegiatan pelatihan tersebut.(LMC-02)