

Medan, 29/12 (LintasMedan) – Kejuaraan Gulat Antar Pelajar memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Utara Tahun 2017, resmi berakhir, Jumat.
Kontingen Kota Medan berhasil meraih prestasi juara umum pada even yang digelar di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Jalan William Iskandar, Medan, pada 26-29 Desember 2017 ini.
Medan kampiun setelah mengungguli kontingen Kabupaten Karo. Medan total mengumpulkan medali 8 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
Emas-emas kontingen Kota Medan dipersembahkan oleh Adi Putra di kelas 46 kg gaya bebas putra, M. Taufik (63 kg gaya bebas putra), Tuahman (54 kg gaya greco putra), Rivael Pangabean (76 kg gaya greco putra).
Kemudian Dewi Sartika (44 kg gaya bebas putri), Stevani (48 kg gaya bebas putri), Siti Aminah (52 kg gaya bebas putri), dan Belinda (60 kg gaya bebas putri).
Pelatih kontingen Kota Medan, Andre Tampubolon mengakui, raihan tersebut sudah menjadi target utama pihaknya termasuk menundukkan kontingen dari Kabupaten Karo.
“Ini memang jadi target utama kita (juara umum). Namun dari lima kelas di kategori gaya bebas putri, sedikit meleset karena pingin menyapu bersih tapi hanya empat emas kita raih. Meski begitu kami tetap bersyukur meraih target juara umum dan mampu memutus dominasi Karo,” katanya.
Sementara itu Karo yang menjadi juara umum kedua mampu mendulang 6 emas, 6 perak, dan 4 perunggu. Sedangkan juara umum ketiga diraih kontingen Kota Tanjung Balai dengan 3 emas, 1 perak, dan 5 perunggu.
Kejuaraan ini ditutup Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut, Baharuddin Siagian, dan turut dihadiri Ketua umum Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Sumut, Rajamain Sirait, didampingi sekum Ahmad Rifai Parinduri, serta sejumlah unsur Forkopimda Sumut.
Kadisporasu, Baharuddin Siagian menilai bahwa pemerintah melalui KONi saat ini sedang menginventaris cabang olahraga unggulan, sebagai andalan Sumut di even nasional dan internasional. Salah satunya cabor gulat yang selama ini telah memberikan prestasi terbaik baik level pelajar maupun atlet senior.
“Saat ini pemerintah fokus pada inventarisir cabor unggulan Sumut yang sesuai dengan karakter daerah ini. Seperti cabang olahraga tarung diantaranya gulat, karate, taekwondo, judo, maupun Wushu. Kita ingin di PON 2020 maupun lima tahun mendatang, gudang atlet gulat nasional pusatnya di sini,” ucap Baharuddin.
Di sisi lain, Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Sumatera Utara menyambut baik terpilihnya Trimedya Panjaitan sebagai Ketua Umum PGSI Pusat. Ketum PGSI Sumut, Rajamin Sirait SE menjelaskan, terpilihnya Trimedya juga patut disyukuri. Selain putra daerah asal Sumut, pihaknya juga menjadi tim formatur pada kepengurusan pusat kali ini. “Pastinya kita mendukung kepemimpinan beliau di pusat dan berharap nantinya gulat di Sumut semakin berkiprah di kancah nasional hingga internasional,” kata Rajamin.
Pihaknya juga berharap, janji Trimedya terealisasi dengan menggelar Kejurnas yang dipusatkan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan tahun depan. Hal itu tentunya menguntungkan bagi Sumut mengingat di Asian Games 2018, Indonesia sebagai tuan rumah mendapat porsi lebih sebanyak 18 kelas.
“Ini kesempatan bagi atlet-atlet terbaik kita di Sumut, khususnya peraih medali di PON 2016. Pastinya pengprov terus mendukung perkembangan gulat di Sumut demi pretasi-prestasi yang akan diraih nantinya karena Sumut memang gudangnya atlet gulat,” ucap Rajamin.
Posisi kedua kejurda direbut Karo dengan 6 emas, 6 perak dan 4 perunggu. Disusul Tanjungbalai 3 emas, 1 perak dan 5 perunggu.
Sebagaimana diketahui, kejuaran gulat antar pelajar ini diikuti 114 peserta dari 10 Kabupaten/Kota di Sumut seperti Medan, Karo, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Deli Serdang, Dairi, Binjai, Tapanuli Utara, Serdang Bedagai, dan Pakpak Bharat.(LMC-02)