
Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung didampingi Staf Ahli Gubernur Sumut Binsar Situmorang (kanan), mendengarkan penjelasan dari General Manager Proyek Jalan Tol Hutama Karya, Rizal Sucipto mengenai perkembangan pembangunan proyek ruas tol Medan-Binjai,, saat melakukan peninjauan di sekitar gerbang tol Medan-Helvetia, Rabu (6/9). (Foto: LintasMedan/ist)

Medan, 6/9 (LintasMedan) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mengharapkan proses pembebasan beberapa bidang lahan yang terdampak pembangunan proyek jalan tol Medan-Binjai bisa segera tuntas.
“Mari kita dukung pengerjaan proyek strategis jalan nasional tersebut terutama dalam persoalan pembebasan lahan,” kata Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, di sela meninjau progres pembangunan ruas tol Medan-Binjai, Rabu.
Ia menilai, progres pembangunan jalan tol Medan-Binjai mengalami kemajuan yang cukup signifikan, namun masih ada kendala karena sebagian lahan yang akan digunakan belum bisa dibebaskan.
Karena itu, pihaknya mengharapkan partisipasi masyarakat agar merelakan lahannya untuk pembangunan jalan tol Medan-Binjai, sehingga dapat dilakukan pembayaran uang ganti rugi.
“Masyarakat diharapkan bersedia menerima proses ganti rugi, sebab pembangunan jalan tol ini bukan untuk kepentingan siapa-siapa, melainkan untuk kepentingan masyarakat Sumut,” ujar Nurhajizah.
Ia menyatakan optimistis pembangunan jalan tol Medan-Binjai akan mempercepat akses transportasi antar provinsi dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Jalan tol Medan-Binjai memiliki panjang 25,44 km yang terdiri dari tiga seksi. Seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia sepanjang 6,07 km, seksi 2 Helvetia-Sei Semayang sepanjang 9,05 km, dan seksi 3 Sei Semayang-Binjai sepanjang 10,31 km.
General Manager Proyek Jalan Tol Hutama Karya, Rizal Sucipto, mengemukakan bahwa saat ini sudah seksi jalan tol Medan-Binjai yang bisa difungsikan.
Ia mengakui, pembangunan ruas tol Medan-Binjai masih mengalami kendala karena lambannya proses pembebasan lahan, terutama untuk pembebasan lahan seksi 1 Tanjung Mulia-Helvetia.
“Di seksi 1, masih ada lahan yang dihuni sebanyak 378 kepala keluarga yang belum dibebaskan. Sementara untuk seksi 2, masih tersisa sembilan persil yang belum dibebaskan. Sedangkan, lahan untuk seksi 3 seluruhnya sudah dibebaskan dan pembangunannya juga sudah selesai dikerjakan,” paparnya.
Rizal memperkirakan, jika proses pembebasan lahan pada seksi 1 dapat dituntaskan sebelum akhir Oktober 2017, ruas jalan tol Medan-Binjai sudah dapat dituntaskan pada Juni 2018. (LMC-02)