Medan, 24/5 (LintasMedan)-Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) diminta menjadikan kegiatan Ramadhan Fair 2016 benar-benar bernuansa islami.
Disamping itu, kegiatan yang juga menjadi kalender tahunan pemko tersebut, mampu menarik minat wisatawan mancanegara.
“Usul saya Ramadhan Fair harusnya bisa memancing minat wisatawan luar untuk datang ke Kota Medan. Jadi ruang lingkupnya lebih luas, tidak hanya untuk pendatang dari dalam kota dan Indonesia,” kata anggota Komisi C DPRD Medan Boydo HK Panjaitan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Disbudpar Kota Medan, Selasa.
Menurut Boydo, konsep Ramadhan Fair yang selama ini dilaksanakan tiap bulan puasa, harus bisa menyajikan perubahan. Sebab kalau tidak, anggaran yang dikeluarkan terasa sia-sia karena acara dari tahun ke tahun bersifat stagnan.
“Kemudian soal makanan yang disajikan, kalau bisa mewakili makanan yang ada dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Ini hampir semua stand menawarkan makanan ayam penyet semua, bosan pendatang yang berkunjung ke sana. Ini harus dipertimbangkan,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Anggota Komisi C lainnya, Hendra DS menegaskan, kegiatan Ramadhan Fair harus mengedepankan syiar Islam dibanding interaksi dagang semata. Tata letak dan konsep yang ditonjolkan harus bermuara pada keriligiusan seperti hakikatnya. “Jangan seperti pajak ikan. Nuansa islami memang wajib ditonjolkan. Kepada Disbudpar kita harap bisa melakukan pengawasan. Termasuk soal busana pelayan dan penjual harus menunjukkan simbol islami,” katanya.
Dalam RDP yang dipimpin Zulkifli Lubis itu, politisi Hanura itu juga menghimbau agar setiap kios menyisikan keuntungan 2,5 persen. Hal ini menurut Hendra agar event tersebut dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar. “Jadi nantinya 4 hari jelang lebaran, keuntungan itu bisa dibagi kepada fakir dan miskin yang tinggal di sekitar lokasi. Event ini seharusnya memberi berkah, bukan seperti tahun lalu bawa mudaratnya,” tegasnya.
Sementara itu Salman Alfarisi dari Fraksi PKS menyatakan, selama ini kegiatan Rmadhan Fair kurang transparan, mulai dari pengadaan stand serta segala bentuk kutipan baik keamanan dan kebersihan. “Parkir juga tidak dikelola dengan baik oleh event organizer (EO). Ini masukan bila ada biaya baik untuk kebersihan, parkir dan keamanan, bisa disampaikan dengan transparan. Kita berharap pengelolaan itu include,” ujarnya.
Dewan berharap event itu bisa tertata dengan rapi sesuai pilot project yang diinginkan.(LMC-03)