Medan, 13/11 ( LintasMedan) : Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Sumatera Utara, H Syamsul Arifin mengaku prihatin dengan kondisi Sumut yang semakin terpuruk ditambah sejumlah kasus hakum yang melanda pejabatnya baik di eksekutif maupun legislatif saat ini.
“Sudah berkali-kali saya katakan prihatin atau istilah kerennya sedih dengan kondisi Sumut saat ini,” katanya menjawab wartawan, usai beraudiensi dengan para pimpinan DPRD Sumut, Jumat.
Untuk itu dia mengimbau agar kedepan masyarakat Sumut bisa lebih selektif dalam memilih seorang pemimpin.
“Carilah pemimpin-pemimpin yang bertanggungjawab. Saya dulu apapun yang dilakukan anak buah tetap menjadi kesalahan saya. Saya bertanggungjawab penuh,” kata mantan Gubernur Sumut periode 2009-2014 yang juga pernah tersangkut kasus hukum itu.
Syamsul lebih lanjut meminta agar pejabat Sumut dan beberapa anggota DPRD Sumut yang kini sedang menghadapi proses hukum KPK agar kuat iman dan bersabar. Dia mengaku tetap mendoakan rekan-rekannya itu.
Namun Syamsul menolak saat diminta komentarnya tentang sosk gubernur Sumut non aktif aktif Gatot Pujo Nugroho yang kini mendekam dalam tahanan terkait kasus suap hakim PTUN, padahal Gatot pernah menjadi wakilnya saat memimpin Sumut. “Wah saya tidak tahu kalau soal itu. Sudah lama kami tidak jumpa. Nanti berimajinasi pula saya,” katanya.
Di sisi lain mantan Bupati Langkat ini juga mengaku prihatin dengan terus menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumut pada 2014 Rp8.6 T.
Bahkan baru-baru ini Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Sumut melaporkan kepada legislatif untuk menurunkan target PAD menjadi Rp7 T tahun anggaran 2015.
“Padahal saat periode saya menjadi gubernur Sumut, saya tinggalkan PAD dengan angka Rp9 T dari target Rp15 T,” ujarnya.
Dengan jumlah APBD Sumut Rp8.6 Triliuan saja, sebut Syamsul berarti APBD daerah ini di bawah Bogor, sementara menurut dia potensi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat itu jauh di bawah Sumut.
“Jadi dengan kondisi ini, mari sama-sama kita cari solusinya,” kata Syamsul.
Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah bagaimana mengajak rakyat menghasilkan uang, dengan menggerakkan ekonomi kerakyatan dan melakukan perpindahan mental.(LMC-02)