
Ilustrasi - Kantor pusat PDAM Tirtanadi di Medan. (Foto: LintasMedan/ist)

Medan, 23/1 (LintasMedan) – Direktur Utama PDAM Tirtanadi Sumut Sutedi Raharjo mengatakan pihaknya mulai Januari 2018 memberlakukan program pasang air baru secara online.
“Ini (program pasang baru) sudah kita berlakukan mulai Januari,” kata Sutedi Raharjo pada pertemuan dengan Pokja Wartawan yang bertugas meliput di PDAM Tirtanadi di Aula Lantai IV Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Jalan SM Raja Medan, Selasa.
Hadir pada pertemuan itu jajaran direksi lainnya yakni Direktur Administrasi dan Keuangan Arif Haryadian, Direktur Air Minum Delviyandri, Direktur Air Limbah Heri Batangari Nasution. Hadir juga Kepala Sekretaris Perusahaan Jumirin dan Asisten 1 Sekretaris Perusahaan Zaman K Mendrofa.
Menurut Sutedi, program ini merupakan terobosan terbaru sejak kepemimpinannya pada 2015. Dalam rentang tahun itu hingga saat ini, sebut dia, pihaknya akan terus bekerja maksimal dan profesional demi memberikan pelayanan kepada masyarakat pelanggan air minum.
Sutedi menjelaskan, program lain yang dilakukannya adalah penambahan debit air. Saat ini program tersebut sudah berjalan, misalnya pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Denai kapasitas 240 liter perdetik. “Saat ini telah memasuki tahap tender,” katanya.
Program lainnya adalah peningkatan (uprating) IPA TLM yang pembangunannya dimulai kemarin yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi pada Desember 2017.
Terkait penyertaan modal yang diberikan Pemprovsu pada 2016 sebesar Rp73 miliar, kata Sutedi, akan digunakan untuk peningkatan (uprating) IPA Sunggal tahap kedua 400 liter perdetik dan Uprating IPA Deli Tua 300 liter perdetik dan pembangunan IPA Pancurbatu kapasitas 40 liter perdetik yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp140 miliar.
Sementara Direktur Air Minum Delviyandri mengakui bahwa saat ini permasalahan kekurangan debit air masih menjadi permasalahan utama. Sebab, kata dia, peningkatan produksi tidak sebanding dengan perkembangan jumlah penduduk. Dampaknya terjadi keluhan pelanggan terkait kuantitas dan kontinutas air minum serta masih adanya wilayah yang tidak bisa dilayani selama 24 jam dan juga cakupan pelayanan tidak mengalami peningkatan secara siginifikan.
Sementara Direktur Air Limbah Heri Batangari menyampaikan pengolahan air limbah merupakan terusan dari produksi air bersih. Air bersih yang telah digunakan dan menjadi limbah kemudian diolah untuk selanjutnya dialirkan kembali ke sungai agar tidak mencemari lingkungan.
“Bayangkan saja kalo 2,5 juta warga Kota Medan setiap paginya membuang tinja sebanyak 0,5 kg maka sebanyak 1.259 ton tinja akan mencemari lingkungan apabila tidak diolah dengan benar,” terang Heri Batangari.
Dari sisi keuangan, Direktur Administrasi dan Keuangan Arif Haryadian mengatakan bahwa ketika mereka baru menjabat kondisi keuangan minus dengan utang yang cukup banyak sekitar Rp270 miliar.
Namun dalam masa 3 tahun kondisi keuangan PDAM Tirtanadi surplus dan kewajiban utang terselesaikan.
“Berdasarkan audit, kinerja keuangan cukup baik, bahkan pada akhir 2018 ini PDAM Tirtanadi akan memberikan kontribusi PAD ke Pemprovsu sebesar Rp10,6 miliar,” ujar Arief.
Arif Haryadian mengemukakan, setoran ke PAD Sumut merupakan bentuk komitmen Tirtanadi untuk ikut berpartisipasi nyata membangun Sumut lewat pembangunan yang diprogramkan Pemprov Sumut.(LMC/rel)