Medan, 11/1 (LintasMedan) – Penghinaan yang dilakukan oknum guru terhadap seorang siswa di SMPN 28, mendapat respon serius dari Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga.
Ia langsung mendatangi SMPN 28, Jalan Karya Wisata Kec Medan Johor, Selasa (11/1) pagi, usai menerima laporan Indah, siswi kelas IX F kerap mendapat cacian dari guru dengan menyebut kata-kata tak pantas “miskin dan bodoh”.
“Pengaduan itu sudah dua kali saya terima dari siswa yang sama. Maka untuk klarifikasi kita pertemukan siswa dan gurunya,” ucapnya saat diterima Kepala Sekolah (Kepsek) Horas Pohan.
Pertemuan itu turut dihadiri dua guru yakni, Refia Samosir dan Masrohima yang dituding telah menghina dan melecehkan Indah.
Dikatakan Ihwan, Indah merupakan salah satu siswa binaannya dan merupakan yatim piatu. Menurut Ihwan, Indah pelajar berprestasi.
“Saya yang menanggungjawabi biaya sekolah anaknya, hingga kuliah nanti sepanjang berprestasi,” kata Ihwan.
Saat ini, sebutnya ada puluhan anak di Medan dari keluarga kurang mampu d mulai tingkat SD hingga bangku kuliah ditanggung biaya sekolahnya.
“Bila ada anak warga miskin yang putus sekolah kita siap menanggung segala keperluannya, tapi harus berprestasi,” ucapnya.
Sebelumnya, ketika pertemuan dengan pihak sekolah, wakil ketua DPRD Medan ini menekankan agar tidak ada lagi ucapan penghinaan dan cacian dari guru kepada anak didik. “Karena itu sangat mengganggu psikologis anak dan berdampak menurunnya minat sekolah,” paparnya.
Kepsek dan guru, kata dia diharapkan agar memotivasi siswa belajar dengan baik.
Menanggapi pernyataan Ihwan, Kepsek SMPN 28 Medan Horas Pohan menyampaikan permohonan maaf bila terjadi kesalahpahaman atas adanya ucapan yang mungkin terlanjur dari guru. Semua itu kata Horas, tidak berniat negatif tapi demi kebaikan.
Ke depan kata Horas, Dianya berjanji tidak akan terulang ucapan yang sama dari guru kepada seluruh siswa.
“Saya siap menjamin kenyamanan seluruh siswa,” ucap Horas.
Begitu juga dengan guru Refia Samosir mengaku minta maaf bila ada tercetus perkataan cacian. “Semua itu tanpa kesengajaan untuk melakukan penghinaan. Adanya perkataan itu sama sekali tidak sengaja,” sesalnya.(LMC-02)