
Padang, 22/12 (LintasMedan) – Promosi wisata bersama sepuluh provinsi di wilayah kepulauan Sumatera merupakan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke masing-masing daerah.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Barat, Didit P Santoso mengatakan promosi bersama menjadi kunci keberhasilan, sebab wisatawan diyakini tidak hanya datang ke satu tempat namun akan menjelajahi ke berbagai daerah di sekitarnya.
“Wisatawan dari luar negeri seperti Eropa dan Amerika jika berkunjung ke pulau Sumatera pasti tidak hanya akan pergi ke satu titik misalnya ke Sumut atau Sumbar saja, tapi pasti akan berkunjung ke daerah yang lain. Di sinilah perlunya sharring promosi wisata bersama di antara 10 provinsi di Sumatera,” tutur Didit, saat menerima kunjungan Pengayaan wawasan wartawan unit Pemprov Sumatera Utara ke Sumbar, Senin-Rabu (19-21/12).
Dijelaskan Didit, dahulu wisatawan kalau mau berkunjung ke Sumbar, selalu melalui Sumut.
“Jadi paket wisata Danau Toba-Bukittinggi sudah begitu dikenal oleh wisatawan Eropah khususnya Belanda,” ujarnya.
Dia memaparkan, jika dulu wisatawan asing ke Sumbar harus melalui Sumut, setelah bandara Minangkabau menjadi bandara internasional maka banyak wisatawan yang datang dari Jakarta atau Jogja dan Bali.
Namun dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) tentu Sumut akan menjadi pusat pengembangan, sehingga wisatawan bisa berkunjung dari Sumut lalu ke Sumbar atau sebaliknya,” papar Didit.
Didit juga meyakini kalau penetapan KSN untuk kawasan Danau Toba akan dapat menumbuhkan pariwisata lainnya yang berada di pulau Sumatera. Sebab, menurut dia wisatawan tidak hanya akan datang pada satu titik. Oleh karena itulah, 10 provinsi di wilayah Sumatera yakni Sumut, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumbar, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung juga Lampung sebaiknya dapat melakukan sharring bersama untuk mempromosikan pariwisata Sumatera.
“Kerjasama ini harus dibangun dengan tujuan agar masing-masing daerah dapat mempromosikan keunggulan wisatanya,” katanya.
Misalnya, lanjut dia seperti Sumbar yang saat ini gencar mempromosikan ikon sebagai destinasi wisata moslem friendly.
Sementara, provinsi lainnya juga harus mempromosikan keunggulan wisatanya dengan begitu tentu dapat mendongkrak kunjungan wisatawan secara bersama-sama.
“Sebab, dari satu kunjungan ke provinsi di kepulauan Sumatera, pasti provinsi lainnya turut kecipratan,” kata Didit.
Didit sendiri menyakini, jika sharring dan kerjasama ini terbangun, maka jumlah wisatawan mancanegara ke Sumbar tahun 2015 sebanyak 48.755 dan jumlah wisatawan nusantara tahun 2015 tercatat sebanyak 6.973.678 bakal semakin meningkat.
Sumatera Barat baru-baru ini memenangkan tiga penghargaan Halal Tourism Award 2016 yaitu World HWorld’s Best Halal Tour Operator dan Worlds Best Halal Destination serta World Best halal Culinary Destination.
Kasubag Humas Pemprovsu, Harvina Zuhra mengapresiasi konsep yang sharring dan kerjasama promosi pariwisata di antara provinsi yang berada di wilayah kepulauan Sumatera. “Konsep untuk menumbuhkan kembali pariwisata Sumatera ini sangat baik. Sebab memang para wisatawan yang datang tentunya tidak hanya bekunjung ke satu wilayah tapi juga pasti akan berkunjung ke wilayah yang berada di sekitarnya, tentu ini akan menjadi kekuatan untuk meningkatkan kunjungan wisata,” papar Harvina.
Apalagi kata Harvina saat ini pemerintah juga telah merencanakan pembangunan infrastruktur yang akan mengkoneksikan wilayah-wilayah di kepulauan Sumatera diantaranya jalur tol trans Sumatera dan Kereta Api Trans Sumatera.
“Sehingga jika didukung dengan konsep kerjasama pariwisata Sumatera tentu akan semakin baik,” ujarnya.
Konsep ini, sebutnya akan coba disampaikan ke dinas teknis terkait, selain itu menjadi bahan informasi bagi para wartawan.
“Karena memang tujuan program ini juga untuk menambah wawasan dari daerah lain Sumut,” ujarnya.(LMC-02)