

Medan, 16/10 (LintasMedan) – Anggota DPRD Sumut Nezar Djoeli mengaku malu dengan buruknya kondisi sejumlah ruas jalan di Kota Medan, hingga kota metropolitan ini mendapat julukan ‘kota sejuta lubang’.
“Kunjungan Presiden Jokowi kemarin ke Medan, tamparan keras bagi kita semua. Terus terang sebagai anggota DPRD Sumut daerah pemilihan (Dapil) Medan saya juga merasa malu,” ungkap Politisi Nasdem ini kepada pers, kemarin.
Nezar mengakui, paska kunjungan presiden tersebut banyak pekerjaan rumah aparatur di Kota Medan dan Provinsi Sumut yang harus diselesaikan, terutama menyangkut buruknya kondisi infrastruktur.
“Sekarang ini tidak dalam konteks menyalahkan pihak manapun. Kita harus melakukan perbaikan,” imbaunya.
Sebagimana diketahui, Presiden Jokowi beserta rombongan baru-baru ini melintasi sejumlah ruas jalan di Medan yang kondisinya sangat memprihatinkan, becek dan berlubang.
Menurut anggota Komisi E DPRD Sumut ini buruknya kondisi infrastruktur di Medan ini sekaligus menunjukkan kurangnya koordinasi antara eksekutif dan legislatif di tingkat provinsi, Kota Medan serta para Camat, Lurah dan Kepling.
“Kita minta ke depan jangan ada lagi Camat maupun Lurah yang tidak hadir saat legislatif melakukan reses ke dapilnya. Begitu juga dinas terkait selalu tidak hadir,” cetus Nezar.
Nezar mengatakan ketidakhadiran pemangku kepentingan ini sering terjadi saat reses anggota DPRD Sumut, padahal tujuan reses tersebut adalah untuk menampung aspirasi dan keluhan masyarakat.
“Dari hasil reses itulah dilakukan koordinasi, karena DPRD provinsi juga punya penganggaran yang sifatnya Bantuan Keuangan Provinsi (BKP), yang bisa membantu APBD kota,” katanya.
Akibat tidak adanya kordinasi tersebut, kata Nezar maka kini Walikota Dzulmi Eldin yang mendapat hujatan masyarakat sebab tanggung jawab terakhir terhadap kota ini ada di pundak beliau.
“Jadi maunya Camat, Lurah atau Kepling harus mau menjalin komunikasi saat anggota dewan provinsi melakukan reses,” ujarnya.(LMC-02)