Medan, 8/5 (LintasMedan) – PT Aquafarm Nusantara, perusahaan yang bergerak di bidang perikanan air tawar terintegrasi, kembali melanjutkan program penghijaun dengan melakukan penanaman pohon bersama para aktivis Perkumpulan Lateral dan Pemuda Muhammadiayah Sumatera Utara di kawasan Danau Toba, Minggu (6/5).
Manager Humas dan CSR PT Aquafarm Nusantara, Afrizal di Medan, Selasa, menjelaskan, lokasi kegiatan penghijauan tersebut dilakukan di bekas project Panahatan, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun.
“Pemilihan lokasi ini mengingat Huta Panahatan merupakan tonggak awal keberadaan PT Aquafarm Nusantara di Danau Toba sekaligus upaya meminimalisir dampak sosial ekonomi masyarakat dengan ditutupnya operasional perusahaan di lokasi tersebut di awal tahun 2018,” katanya.
Penutupan operasional Aquafarm di Huta Panahatan, menurut dia, sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung Geopark Kaldera Toba menjadi anggota UNESCO Global Geopark.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kegiatan reboisasi tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk turut berpartisipasi melakukan rehabilitasi lahan kritis di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba.
Hal itu, kata dia, sesuai dengan nota kesepahaman bersama (MoU) antara PT Aquafarm Nusantara dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
Terkait dengan MoU tersebut, PT Aquafarm Nusantara selama tahun 2018 secara bertahap melakukan kegiatan penghijauan di atas lahan kritis seluas 15 hektare yang tersebar di desa-desa sekitar operasional perusahaan itu di Kabupaten Samosir, Toba Samosir serta bekas operasional perusahaan di Kabupaten Simalungun.
Dalam konteks kegiatan reboisasi tersebut, pihaknya kini sedang dalam proses kesepakatan antara pihak desa dan pemilik lahan, sebagaimana tertera dalam peta arahan dari Kementerian LHK.
“Kerja sama penanaman seratusan pohon yang baru saja dilaksanakan di bekas project Panahatan masih tahap awal. Penanaman pohon selanjutnya direncanakan pada momentum Hari Lingkungan Hidup Internasional pada Juni 2018,” ucap dia.
Afrizal didampingi Staf Humas PT Aquafarm Nusantara unit Toba, Johnson Hutajulu dan staf Coporate Social Responsibility (CSR) Budianto Situmorang, menjelaskan jenis pohon yang ditanam, yakni mangga, alpukat dan beberapa jenis pohon lain yang sesuai dengan habitat pohon yang tumbuh di sekitar lahan tersebut.
Gerakan penanaman itu, kata dia, sangat menguntungkan pelestarian lingkungan alam di kawasan Danau Toba dan punya nilai ekonomis bagi masyarakat.
“Penghijauan dengan tanaman buah-buahan tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh pemilik lahan, tetapi juga masyarakat sekitar,” ujarnya.
Penebaran benih ikan
Gerakan penanaman pohon yang diprakrasai PT Aquafarm Nusantara di bekas project Panahatan, juga dirangkaikan dengan penebaran benih (restocking) ikan ke perairan Danau Toba.
“Penebaran benih ikan sudah menjadi agenda rutin perusahaan untuk menjaga ketersediaan ikan sebagai bagian dari ekosistem,” kata staf CSR PT Aquafarm Nusantara, Budianto Situmorang.
Menurutnya, PT Aquafarm Nusantara selama satu tahun melakukan penebaran benih ikan ke Danau Toba sebanyak empat kali.
Kegiatan penebaran benih ikan dilakukan perusahaan tersebut bersama instansi pemerintah, organisasi masyarakat dan kepemudaan, mahasiswa serta elemen masyarakat lainnya.
“Kita berusaha mengajak sebanyak mungkin pihak yang terlibat dalam kegiatan peduli lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan semakin banyak yang peduli terhadap lingkungan Danau Toba melalui kerja-kerja nyata di lapangan,” ujar dia.
Dikatakan Budianto, penebaran benih ikan nila dan penanaman pohon ini juga sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat.
Ia menambahkan, penebaran benih ikan nila tersebut sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan populasi perikanan di perairan Danau Toba, yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
“Kondisi perikanan tangkap di Danau Toba sudah sangat menurun, baik itu ikan mujair maupun ikan nila, ikan mas, serta ikan endemik Danau Toba, seperti ikan ihan. Apalagi dengan ikan pora-pora. Penurunan itu berdampak terhadap perekonomian masyarakat nelayan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumut, Basir Hasibuan mengapresiasi kegiatan penanaman pohon dan tebar benih ikan nila sebanyak 50.000 ekor ke perairan Danau Toba.
“Semoga pohon yang ditanam dan ikan yang ditebar berdampak positif terhadap upaya pelestarian lingkungan sekaligus memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” ucapnya seraya menyampaikan terimakasih kepada pihak Aquafarm atas kerja sama tersebut.
Hal senada juga disampaikan perwakilan dari Perkumpulan Lateral yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan masyarakat. (LMC-03)