
Kepulan awan panas disertai material vulkanik menyembur dari , puncak Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, baru-baru ini. (Foto: LintasMedan/ist)

Medan, 9/8 (LintasMedan) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui institusi terkait di negara itu hingga saat ini ikut memantau perkembangan dan dampak erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut.
“Kami akan mencari berbagai peluang kerja sama untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana vulkanik Sinabung,” kata Wakil Konsul AS untuk Sumatera Tamra H Greig saat melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung, di kantor gubernur Sumut Jalan Diponegoro Medan, Rabu.
Dikatakan Tamra, pihaknya berencana membantu meringankan beban para pengungsi korban erupsi Sinabung, termasuk mendukung program pemulihan ekonomi masyarakat setempat dan kelangsungan pendidikan anak-anak pengungsi.
Pemerintah AS melalui United State Geological Survey (USGS), menurut dia, selama beberapa tahun terakhir turut membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal penyediaan sarana teknologi berupa informasi deteksi dini letusan gunung Sinabung.
“Teknologi tersebut masih digunakan hingga saat ini dan kami terus membantu melakukan monitoring terhadap aktivitas vulkanik di Sinabung,” ujar Tamra.
Dalam kesempatan itu, pihaknya menyatakan juga akan menggandeng organisasi lingkungan hidup dan mendatangkan pakar lingkungan ke Medan untuk ikut berkontribusi menyelamatkan hutan tropis dan hewan langka di sejumlah wilayah di Sumut.
Saat membahas aktivitas vulkanik Gunung Sinabung yang sejak tahun 2010 hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti erupsi, ia mengatakan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan sejak 2013 dengan membandingkan pola letusan Sinabung dengan pola letusan gunung berapi lainnya, maka diperkirakan letusan akan terus terjadi hingga tahun 2018.
“Namun untuk mengetahui kapan sebenarnya Sinabung berhenti erupsi, tentunya masih dibutuhkan riset lebih lanjut,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpin, selama hampir dua pekan terakhir aktivitas vulkanik di Gunung Sinabung masih sangat tinggi.
Terkait hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta supaya masyarakat tetap waspada.
Apalagi, masyarakat yang bermukim dan berkativitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar waspada terhadap bahaya lahar dingin. Mengingat, telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus.
Terkait situasi tersebut, pihak BNPB meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo agar segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ke penduduk yang ada di sepanjang aliran Sungai Laborus.
Masyarakat dihimbau untuk terus mentaati setiap rekomendasi yan datang dari pemerintah. Karena menurut Sutopo, Gunung Sinabung tidak dapat diprediksi kapan akan berhenti meletus.
Data BNPB menyebutkan, parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.
Aktivitas vulkanik Sinabung secara umum sampai saat ini ditandai dengan Gempa Low Frequency sekitar 10 kejadian per hari dan pertumbuhan kubah lava yang relatif kecil.
Volume kubah lava berdasarkan hasil pengukuran 19 Juli 2017 sudah mencapai 2.3 juta meter kubik. (LMC-03)