
Ketua DPW PSI Sumut Nezar Djoeli
Medan, 23/6 (LintasMedan) – Pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang membandingkan idiologi Pancasila dengan Negara Jepang dinilai sangat memalukan. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PartaiĀ Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut Nezar Djoeli mengecam keras pernyataan Edy yang justru disampaikannya dalam forum resmi acara dialog kebangsaan.
“Pernyataan gubernur Sumut ini sangat memalukan dan ucapan itu juga sangat tidak pantas dilontarkan oleh seorang mantan Pangdam,” kata Nezar Djoely menjawab pers, Kamis.
Menurut Nezar, tidak selayaknya gubernur Sumut itu membandingkan idiologiPancasila dengan Jepang bahkan negara manapun meski kata dia, maksud dari pernyataan Edy itu yang penting dijalankan daripada hanya sebagai flatform.
Nezar menjelaskan bahwa di Jepang tidak ada Pancasila karena idiologi dan pemahaman itu adalah milik bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan ras. “di Jepang mungkin memang tidak memerlukan pemahaman Pancasila karena negara itu berbentuk kerajaan dan hanya fokus pada satu agama saja yakni Shinto,” ucapnya.
Mantan anggota DPRD Sumut ini juga menyesalkan Edy telah membandingkan Pancasila itu dengan negara yang justru pernah menjajah Indonesia, apalagi Pancasila terlahir dari perjuangan para pahlawan terdahulu.
Pemahaman Pancasila , kata Nezar penting diberikan setiap saat kepada generasi-generasi penerus bangsa di negara yang berdaulat ini agar tetap memiliki ideologi yang kuat. Dia mengkhawatirkan pernyataan keliru orang nomor satu di Sumut itu bisa merusak generasi muda kedepan .
“Generasi tahun 70 an segera berakhir, kita memasuki generasi digital generasi milinial yang harus benar-benar menjiwai dan memahami makna Pancasila dalam berbangsa dan bertanah air di negara Indonesia tercinta ini, jadi pernyataan Edy Rahmaydi itu sangat nyeleneh dan belepotan,” tegasnya.
Atas pernyataan gubernur Sumut yang telah membanding-bandingkan soal Pancaasila dan Jepang itu, PSI Sumut kata Nezar minta agar Presiden Jokowi melalui Menteri Dalam Negeri segera menegur.
Dia juga minta pihak legislator di DPRD Sumut menginterplasi gubernur atas pernyataannya itu.
“Sebagai warga Sumut saya malu pernyataan gubernur yang dinilai kurang memahami maknaPancasila, ini membuat malu bangsa ini, buat malu Sumut,” ucapnya.
Sebelumnya Edy Rahmayadi dalam dialog kebangsaan bertajuk ‘Merefleksikan Pancasila dalam Keseharian di Tengah Tantangan Globalisasi dan Demokrasi’ yang digelar di Medan menyampaikan seminar tentang Pancasila tak perlu dilakukan lagi.
Ia mengungkapkan masih banyak warga Indonesia yang tidak menjalankan nilai-nilai Pancasila dan menilai orang Jepang lebih menjalankan nilai-nilaiPancasila daripada orang Indonesia.
“Di Jepang sana tak ada Pancasila, tapi dia menaati agama, ketuhanannya, walaupun hampir tak ada orang ibadah di sana. Tapi dia benar benar menjalankan ketuhanan,” sebut Edy.
Salah satu negara yang menurut Edy menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalamPancasila adalah Jepang. Edy mengatakan warga Jepang menjalankan nilai ketuhanan hingga keadilan, yang mana itu merupakan nilai di dalam Pancasila.(LMC-02)