Medan, 4/10 (LintasMedan) – Dr Ir Hj Wan Hidayati MSi menjadi sosok perempuan yang paling penting di balik sukses terpilihnya kawasan Danau Toba masuk dalam Geopark Kaldera oleh UNESCO
Kerja keras tim yang dipimpinnya pada Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP-GKT) Provinsi Sumut kini membuahkan hasil.
Toba Kaldera Geopark Indonesia akhirnya di terima sebagai bagian Unesco Global Geopark (UGG).
“Tentu sangat bangga kerja keras siang malam yang dilakukan tim akhirnya berbuah manis. Saat menerima pengumuman dan dinyatakan lulus bersih rasanya kaki ini gemetar, air mata pun mengucur begitu saja. Sangat mengharukan,” kata mantan Kadis Pariwisata yang kini menjabat Kadis Kependudukan dan KB Sumatera Utara, saat berbincang di kantornya, kemarin.
Pengumuman itu kata Hidayati ditegaskan pada rapat yang digelar di Lombok Nusa Tenggara Barat baru -baru ini. Sedangkan penetapan secara resmi akan digelar di Paris April 2020.
Seperti diketahui Geopark Kaldera Toba awalnya dua kali gagal dan ditolak UNESCO masuk UGG, sejak dipimpin Mangindar Simbolon yang ketika itu menjabat Bupati Samosir.
BP-GKT yang dipimpin Hidayati, kemudian kembali mempelajari dan melakukan diskusi siang malam terkait poin-poin penyebab kegagalan.
Sejumlah ketentuan yang menjadi standarisasi Unesco akhirnya berhasil mereka tuntaskan.
Ketika itu perempuan yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang ini masih menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut, dia terus mempelajari penyebab ditolaknya kawasan Danau Toba masuk dalam Kaldera Geopark.
“Tim bekerja di bawah tekanan deadline untuk mengejar proses asesmen Pebruari 2018 dan kami bekerja tanpa anggaran,” ujarnya.
Dalam asesmen itu, sedikitnya ada lima poin materi dan ide-ide yang dipaparkannya secara rinci, salah satunya tentang pemberdayaan masyarakat serta lingkungan hidup.
“Termasuk penguji ada mempertanyakan soal Kerambah Jaring Apung di kawasan Danau Toba dan semua bisa terjawab secara rinci,” paparnya.
Kemudian dilakukan pengujian konservasi terhadap situs geologi dan lingkungan hidup, dengan materi jawaban singkat, padat dan akurat.
Revitalisasi terhadap kebudayaan serta pemberdayaan masyarakat hingga mampu meningkatkan ekonomi dan kemitraan.
Hidayati menjelaskan, bahwa Geopark Kaldera tidak hanya berorientasi kepada peningkatan sektor pariwisata saja.
Namun yang lebih penting bagaimana menumbuh kembangkan kawasan itu secara ekonomi dan kerakyatan. Hingga akhirnya masyarakat setempat maupun Sumatera Utara punya rasa bangga dengan Danau Toba.
Menurut Hidayati, Danau Toba akan terus berbenah meski saat ini statusnya telah resmi masuk dalam UGG. Apalagi, kata dia setiap empat tahun sekali akan terus dilakukan validasi oleh pihak Unesco.
Menyinggung banyak pihak yang menyesalkan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumut yang memutasi jabatan Hidayati dari Kadis Pariwisata Sumut ke Dinas Kependudukan dan KB, di tengah perjuangannya meloloskan Danau Toba masuk geopark kaldera, penyuka alat musik piano dan biola ini hanya tersenyum.
Menurut dia dimanapun posisi jabatan yang diberikan harus ditekuni agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Sumut.
Apalagi sebut dia dinas yang dipimpinnya saat ini juga masih punya keterkaitan erat dengan sejumlah sektor yang harus terus dibenahi agar geopark kaldera Danau Toba bisa terus dipertahankan.
Sejumlah sektor tersebut di antaranya pembentukan keluarga sejahtera, pembinaaan kestabilan ekonomi dan penguatan karakter keluarga hingga nantinya mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di wilayah itu.
Hidayati mengaku tak banyak berharap di akhir masa pensiunnya sebagai ASN, namun hanya ingin benar-benar mengabdi.
“Saya yakin seluruh masyarakat khususnya kawasan Danau Toba turut senang dengan terpilihnya wilayah itu masuk geopark kaldera,” ucapnya.
Terlebih yang menjadi obsesinya kelak masyarakat di wilayah itu akan semakin sejahtera dan membuka mata dunia bahwa Danau Toba menyimpan sejumlah potensi kebudayaan dan filosofi kearifan lokal yang bermutu dan berkualitas.(LMC-02)