

Parapat, 26/2 (LintasMedan) – Kalangan warga yang bermukim di kawasan Danau Toba membantah tudingan aktivis lingkungan yang mengeluarkan pernyataan adanya lintah dan kutu di perairan obyek wisata yang direncanakan pemerintah akan menjadi Monaco of Asia itu.
“Kami minta agar oknum masyarakat atau elemen jangan asal memberi komentar tanpa pembuktian yang nyata secara ilmiah, soal lintah dan kutu di Danau Toba.Pernyataan tidak bertanggungjawab itu di khawatirkan akan berimbas bagi masyarakat Danau Toba sendiri terlebih upaya pemerintah dalam memajukan pariwisata Danau Toba sebagai Monaco of Asia,” kata Robinson Sirait,35, seorang warga Ajibata baru-baru ini saat ditemui wartawan di Ajibata, Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).
Menurut dia sejauh ini warga Ajibata belum ada menemukan lintah dan kutu, bahkan untuk membuktikannya setiap sore mereka berenang di pinggiran Danau Toba.
“Badan juga tidak gatal-gatal,” ujar Robinson.
Robinson menduga mungkin saja temuan lintah di tubuh seseorang karena baru saja dari sawah kemudian mandi dan terbawa ke Danau Toba.
“Jika demikian kasusnya apakah itu bisa dikatakan Danau Toba sudah dicemari lintah,” sesalnya.
Pernyataan yang sama juga diungkap mantan Bupati Samosir Mangindar Simbolon, serta meminta semua pihak mendukung upaya pemerintah yang ingin memajukan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata international.
Putra daerah Samosir ini meminta agar pemberitaan soal lintah dan kutu jangan terlalu dilebih-lebihkan bila tidak didasari pembuktian secara ilmiah.
“Kita tahu ada oknum, lembaga ataupun yayasan yang ingin menyerang Danau Toba dari sisi negatif dan yang dilakukannya itu justeru merugikan masyarakat di kawasan itu,” sesal tokoh yang saat ini sedang mendirikan suatu lembaga yakni ‘Sahabat Danau Toba’.(LMC/rel)