
Fadli Zon hadir dalam kampanye bakal calon presiden AS dari Partai Repulik Donald Trumph.(Foto:LintasMedan/BBC)

Jakarta, 6/9 (LintasMedan) – Kontroversi kunjungan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua Fadli Zon ke acara Donald Trump (DT) di New York berkembang jadi debat panas dengan Imam Masjid di New York Shamsi Ali.
Shamsi Ali menyebutkan kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam acara kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump Kamis (03/09) lalu sebagai langkah “merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa.”
Hadirnya Setya Novanto dan Fadli Zon dalam acara itu direspon negatif di media sosial pekan lalu.
“Saya tidak bermaksud merendahkan dewan yang terhormat. Tapi dengan hadir di acara DT (Donald Trump) itu dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa. Siapa DT yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakil (coba sekali lagi videonya) demikian? Setelah selesai acara ditinggalkan saja seperti orang kebingungan. Bayangkan kalau Speaker of Congress diperlakukan seperti itu, apa reaksi Amerika?,” katanya Minggu.
Fadli Zon sendiri menjawab, “Martabat bangsa mana yang direndahkan dengan bertemu DT. Ia adalah pengusaha sukses sejak lama. Punya investasi di Indonesia. Bagi saya bagus ada investor masuk di saat ekonomi terpuruk. Saya sendiri merasa terhormat bertemu DT. Kami bukan ketemu seorang koruptor, penjahat perang atau kriminal, tapi pengusaha sukses yg berinvestasi di Indonesia!” tambah Fadli.
Debat lewat sosial media dan WhatsaApp ini juga berujung pada ancaman somasi dari Fadli Zon.
Menanggapi hal ini, Shamsi Ali yang bermukim selama sekitar 20 tahun di New York menulis, “kalau pemahaman saya tentang apa yang terjadi dianggap fitnah, dan mau somasi itu juga hak Anda sebagai pejabat negara.
“Artinya dengan reaksi Anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh, tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat. Saya sekali lagi tidak punya beban, apalagi akan takut dengan ancaman itu,” tulis Shamsi.
Sementara Ronald Adi Nugraha , menulis, “Benar, coba lihat videonya, habis diperkenalkan langsung ditinggal begitu saja, gak ada hormat-hormatnya juga.”
Dana lawatan rombongan DPR ke New York juga diangkat sejumlah pihak termasuk Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA). FITRA, dalam kajian kunjungan dinas DPR ke Amerika Serikuat dari 31 Agustus-12 September menyebutkan anggaran yang diperlukan paling tidak Rp 4,6 miliar.
“Berdasarkan penelusuran FITRA rencana biaya ke AS tidak transparan. Tidak dijelaskan secara transparan ke publik oleh sekjen DPR,” kata koordinator advokasi FITRA, Apung Jumat (04/09) akhir pekan lalu.
Sebelumnya FITRA juga menyorot kunjungan Komisi III DPR ke Inggris yang juga menghabiskan miliaran rupiah.(LMC/BBC)