Madina, 12/7 (LintasMedan) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mandailing Natal (Madina) menunda kegiatan belajar dan mengajar secara tatap muka yang semula direncanakan bagi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Juli 2021.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madina Rahmat Hidayat kepada lintasmedan.com, di Panyabungan, Senin (12/7), Pemkab Madina terpaksa menunda kembali pembelajaran tatap muka setelah adanya instruksi dari Gubernur Sumatera Utara (Sumut) pada 2 Juli 2021.
“Ditunda dulu sampai kasus penyebaran COVID-19 melandai,” kata dia.
Ia menjelaskan, penundaan kegiatan pembelajaran tatap muka karena angka kasus COVID-19 di Sumut terus meningkat, termasuk di Kabupaten Madina.
Meskipun demikian, lanjut Rahmat, berbagai sarana dan prasarana protokol kesehatan COVID-19 sudah disiapkan oleh setiap sekolah, seperti fasilitas mencuci tangan dan alat pengukur suhu tubuh.
“Pada dasarnya kita sangat siap melakukan tatap muka namun tergantung izin gubernur,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya juga telah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Madina, terkait penundaan pembelajaran tatap muka di daerah tersebut.
Jika Gubernur Sumut memperbolehkan kegiatan belajar dan mengajar secara tatap muka di Kabupaten Madina, pihak Dinas Pendidikan setempat dipastikan siap melaksanakannya sesuai dengan protokol kesehatan (Prokes) COVID-19.
Dikatakan Rahmat, Pemkab Madina hingga saat ini telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 bagi 60 persen guru dan tenaga kependidikan.
“Jumlah guru dan tenaga kependidikan yang divaksinasi COVID-19 di Madina direncanakan akan bertambah menjadi 80 hingga 85 persen dalam dua pekan ke depan,” tambahnya.
Sementara itu, Juru Bicara COVID-19 Kabupaten Madina, Sahnan Pasaribu mengemukakan, Kabupaten Madina telah masuk zona orange penyebaran COVID-19 dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi saat ini sebanyak 34 orang.
Namun secara kumulatif, jumlah terkonfirmasi positif di Madina sudah mencapai 197 orang dengan tingkat kesembuhan 162 orang. Dengan jumlah spesimen 652 orang itu, telah dinyatakan 11 meninggal dunia. (LMC-04)