
Para peserta forum diskusi terbatas atau focus group discussion (FGD) foto bersama usai mengikuti diskusi bertajuk “Survei Brand dan Reputasi PT Pertamina (Persero)” yang digelar Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, di Hotel Santika Medan, Selasa (7/1). Foto: LMUI
Medan, 7/1 (Lintas Medan) – Manajemen PT Pertamina (Persero) perlu memperkuat sinergi dengan perusahaan media massa di Sumatera Utara (Sumut) agar peran dan fungsi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang minyak dan gas tersebut bisa dipahami dan disebarluaskan kepada masyarakat di provinsi itu.
Pendapat tersebut mengemuka dalam forum diskusi terbatas atau focus group discussion (FGD) bertajuk. “Survei Brand dan Reputasi PT Pertamina (Persero)” yang digelar Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), di Medan, Selasa (7/1).
Sebagian kalangan peserta menilai media massa memiliki peran penting sebagai jembatan komunikasi antara Pertamina dengan masyarakat.
“Melalui media massa, informasi terkait kebijakan energi, proyek-proyek terbarukan dan langkah-langkah strategis Pertamina dapat disampaikan dengan lebih efektif kepada berbagai lapisan masyarakat, termasuk di Sumut,” ucap Laswiyati Wakid, wartawati senior salah satu media di Medan.
Diakuinya, Pertamina dewasa ini senantiasa berupaya menjunjung tinggi bentuk transparansi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
Langkah konkretnya, lanjut dia, masyarakat kini bisa mengakses informasi mengenai Pertamina secara digital lewat website.
Namun, menurut Laswiyati, konten pemberitaan seputar program dan kinerja Pertamina di wilayah Sumut yang dimuat di website Pertamina masih tergolong minim.
Ia memastikan, masih banyak masyarakat dan termasuk pelaku UMKM di 34 kabupaten dan kota di. Sumut belum sepenuhnya mengetahui apa saja informasi seputar program dan kinerja Pertamina dan anak perusahaannya di Sumut.
Oleh karena itu, ia menyarankan kepada manajemen Pertamina agar memperbanyak konten pemberitaan dengan melibatkan media massa lokal Sumut.
Saran tersebut, kata dia, efektif dilakukan agar secara tata kelola perusahaan Pertamina benar-benar dianggap lebih transparan kepada publik.
“Keterlibatan media massa dalam melaporkan perkembangan sektor energi dan mineral dapat memberikan dorongan untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi Pertamina,” kata Laswiyati.
Efisiensi
Sementara itu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dr. Syafrizal Helmi Situmorang, menilai Pertamina tetap perlu melakukan efisiensi ditengah kondisi harga minyak dunia yang masih akan diwarnai ketidakpastian global.
“Pertamina harus berupaya memaksimalkan efisiensi dengan cara menekan biaya produksi dan operasional di berbagai lini bisnisnya,” ucap dia .
Syafrizal menambahkan bahwa efisiensi itu kaitannya dengan daya hidup korporasi, sehingga Pertamina bisa menjalankan fungsi bisnis dengan baik, sekaligus juga mengemban tugas negara yang diberikan.
Sebelumnya, Prof. Dr. Ir. T. Ezni Balqiah, M.E., M.H.dari dari Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengemukakan bahwa lembaganya menggelar FGD tersebut dalam rangka melakukan aktivitas pengembangan kapasitas Pertamina.
Melalui forum diskusi ini, pihaknya memberikan opini independen terkait permasalahan maupun isu strategis yang dihadapi oleh Pertamina.
Pertamina, menurut Ezni, kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia.
Dalam kesempatan itu,kata Ezni, Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia juga mengenalkan mengenai apa saja yang dilakukan Pertamina sebagai sebuah perusahaan yang diberi tugas untuk menjaga pasokan energi di seluruh Indonesia.
“Kita lebih mengenalkan kegiatan operasional perusahaan. Jadi kami ingin lebih mengenalkan bahwa Pertamina adalah perusahaan milik negara yang menjaga keamanan pasokan energi di seluruh Indonesia,” kata dia. (LMC-01)