Medan, 4/6 (LintasMedan) – Medan hingga saat ini masih dihadapkan dengan angka pengangguran yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan sosok tokoh inovatif dan kreatif.
Sastra SH MKn dan Ir Samuel RB Panjaitan, dua bakal calon Walikota Medan, menilai persoalan pengangguran di ibukota Provinsi Sumatera Utara dewasa ini sesungguhnya bukanlah hal yang sulit untuk diminimalisir.
“Semuanya itu bisa diatasi asalkan ada kemauan dari pemimpinnya,” kata Sastra dalam sebuah diskusi terbatas yang juga dihadiri Samuel, di Medan, Kamis.
Namun sayangnya, kata Politisi PDIP ini Pemerintah Kota Medan dalam menerapkan kebijakan pembangunan terkesan tidak terarah sehingga banyak persoalan yang menyentuh kepada masyarakat dan sektor dunia usaha kurang terakomodir.
Di bidang pembangunan infrastruktur jalan misalnya, Medan belum mencerminkan sebuah kota yang nyaman dan memberi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal di kota berpenduduk sekitar 3 juta jiwa ini.
“Selain sarana infrastruktur jalan yang buruk, kata dia Sastra juga mengaku prihatin dengan sistem dan kinerja penyerapan sejumlah retribusi yang kurang transparan dan maksimal.
Inilah yang melatarbelakangi Sastra maupun Samuel merasa terpanggil untuk maju menjadi Bakal Calon Walikota Medan pada Pilkada 2015.
Kedua tokoh yang memiliki visi dan misi yang sama ini mengaku prihatin dengan persoalan jumlah pengangguran yang terus bertambah tanpa ada solusi tepat dari Pemerintah Kota Medan.
Sementara, kata mereka Medan secara geografis memiliki potensi besar menjadi sebuah kota metropolitan yang nyaman dan mampu menyediakan lapangan kerja yang lebih besar.
Sayangnya potensi ekonomi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh Pemerintah Kota Medan dengan menerapkan sistem dan metode pengawasan yang ketat dan akuntabel.
Samuel mengatakan salah satu solusi mengurangi angka pengangguran di Medan adalah dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara signifikan dengan menerapkan sistem dan tehnologi informasi yang baik.
“Kinerja PAD Kota Medan selama ini masih belum maksimal dan pengelolaannya belum secara signifikan berorientasi kepada kepentingan masyarakat luas,” ujar kader PDIP yang juga dikenal sebagai pengusaha Migas ini.
Di Medan, lanjutnya, masih banyak gedung sekolah yang kondisi fisik bangunannya sangat memprihatinkan disebabkan kebijakan pembangunan yang kurang mengedepankan prinsip pemerataan dan berkeadilan.
Ia menyebut contoh di Kecamatan Medan Belawan ada sekolah yang kondisi fisik bangunan dan sarana belajar mengajarnya sangat tidak memenuhi standar pendidikan.
Padahal, menurut dia, pembangunan pendidilkan harus menjadi salah satu skala prioritas Pemerintah Kota Medan jika ingin membawa masyarakat keluar dari persoalan kemiskinan dan pengangguran.(LMC-01)